Temanggung (ANTARA) - Sekitar 3.000 hektare tanaman kopi di lahan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kedu Utara Perum Perhutani dikelola oleh masyarakat di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, kata Kepala Divisi Multi Usaha Kehutanan Perhutani Erik Alberto.
"Hasil identifikasi kami dari hutan yang dikelola Perhutani sebagian ada tanaman kopi yang dikelola oleh petani," katanya di Temanggung, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut usai sosialisasi aplikasi pemupukan dan petik kopi hutan, petani binaan program makmur kopi PMO Kopi Nusantara Wilayah Jawa Tengah tahun 2023 di Temanggung.
Ia menuturkan budi daya kopi di Jawa Tengah tidak terlepas dari peran serta pengelolaan lahan Perhutani oleh masyarakat sekitar dengan produktivitas 250 kilogram green bean per hektare per tahun.
"Produktivitas tersebut masih rendah dan perlu ditingkatkan untuk memberikan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat," katanya.
Kabupaten Temanggung yang kawasan hutannya masuk wilayah Kedu Utara merupakan salah satu KPH Perum Perhutani yang memiliki tanaman kopi terluas di Jateng.
Erik menuturkan Perum Perhutani sebagai salah satu BUMN yang tergabung dalam PMO Kopi Nusantara tahun ini akan melakukan perluasan implementasi dari PMO Kopi ini setelah kemarin di Jatim dan Jabar kemudian masuk ke Jateng.
Ia menyebutkan dari sekitar 3.000 hektare tanaman kopi KPH Kedu Utara di Temanggung, ada 2.000 hektare yang masuk dalam PMO Kopi Nusantara.
"Harapannya 2/3 kawasan yang masuk program tersebut nantinya produksinya bisa lebih baik," katanya.
Ia menyampaikan kopi Perhutani yang berada di bawah naungan ini merupakan tantangan tersendiri, agar produksi kopi bisa meningkat dan hutannya tetap bagus.