Temanggung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menyiapkan 1.827 orang pendamping keluarga untuk mengatasi kasus kekerdilan (stunting) yang masih cukup tinggi di daerah ini.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Temanggung Khabib Mualim di Temanggung, Kamis, mengatakan berdasarkan data evaluasi Provinsi Jateng kasus kekerdilan di Temanggung sekitar 4.200 atau 23 persen.
"Masih tingginya kasus kekerdilan tersebut, kami telah mempersiapkan tim pendamping keluarga," katanya.
Ia menyebutkan dari 1.827 pendamping keluarga tersebut, terbagi menjadi 609 tim, masing-masing tim ada tiga orang terdiri atas tenaga kesehatan (bidan), kader PKK, dan kader KB.
Tim pendamping keluarga nantinya untuk mencari faktor risiko pada calon pengantin, ibu hamil, ibu pascabersalin, dan pada ibu/bayi usia sampai dua tahun.
"Kalau dalam pendampingan ada penyakit penyerta dan harus ada rujukan, tim akan melakukan rujukan, supaya anak yang dilahirkan tidak mengalami kekerdilan. Melalui pendampingan, kami mempunyai data anak berisiko mengalami kekerdilan, baik anak yang mau dilahirkan maupun yang sudah dilahirkan, kemudian kami lakukan edukasi supaya tidak jadi kerdil," katanya.
Ia menyampaikan pada November 2021 pihaknya sudah melakukan pelatihan kepada puluhan vasilitator dan mereka sudah melakukan fasilitasi atau pelatihan kepada calon tim pendamping keluarga pada 29 November hingga 2 Desember 2021.
Khabib menuturkan 1.827 calon pendamping keluarga di 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung sudah mengikuti pelatihan dan diharapkan di awal tahun 2022 sudah bisa melakukan pendampingan.
Ia mengatakan pemerintah menargetkan tahun 2024 angka kekerdilan turun menjadi 14 persen, melalui pendampingan diharapkan nantinya dinas terkait bisa melakukan intervensi, sehingga target bisa tercapai.