Peserta pelatihan di Kudus diusulkan dapat bantuan alat
Kudus (ANTARA) - Peserta pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diusulkan kepada Pemerintah Pusat agar mendapatkan bantuan sarana prasarana pendukung sesuai bidang keahliannya agar bisa berwira swasta.
"Harapannya ketika mereka juga dibantu peralatan, maka keahlian yang diperoleh selama di BLK bisa langsung dipraktikkan untuk membuka usaha sendiri," kata Bupati Kudus Hartopo di sela-sela mengunjungi peserta pelatihan BLK Kudus, Senin.
Apalagi, kata dia, tidak semua peserta pelatihannya merupakan warga dari golongan mampu, sehingga ketika ada bantuan peralatan sesuai bidang keahlian yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan bisa langsung mengembangkan usaha.
Ia juga mengingatkan para peserta pelatihan untuk bersungguh-sungguh, sehingga ketika sudah selesai benar-benar bisa menguasai sesuai bidang keahliannya.
"Jika tidak bisa berwirausaha, tentunya saat bekerja di perusahaan bisa menunjukkan kualitasnya sebagai lulusan BLK Kudus," ujarnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kabupaten Kudus Rini Kartika menambahkan nantinya akan diusulkan kepada Pemerintah Pusat agar peserta pelatihan tersebut mendapatkan bantuan sarana dan prasarana pendukung, agar keahlian yang didapat bisa langsung dipraktikkan.
Pelatihan yang terselenggara saat ini, kata dia, memang dianggarkan oleh Pemerintah Pusat melalui APBN dengan jumlah paket pelatihan sebanyak 18 paket.
Sementara jumlah peserta pelatihannya ada 400-an orang yang sebagian besar warga Kudus, sedangkan selebihnya warga luar Kudus.
Belasan paket pelatihan yang diterima itu, meliputi pelatihan menjahit, servis kendaraan bermotor, pemeliharaan kendaraan ringan sistem injeksi, plate walder, tata boga, desainer, teknisi akuntansi, operator komputer, serta bidang kecantikan.
Terkait anggaran dari APBD Kudus, hingga kini masih proses refocusing dan belum bisa memastikan ketersediaan anggarannya meskipun sudah muncul angka Rp2,7 miliar untuk menyelenggarakan pelatihan. Sepanjang tidak terjadi refocusing, maka dana sebesar itu bisa digunakan untuk pelatihan kerja.
"Harapannya ketika mereka juga dibantu peralatan, maka keahlian yang diperoleh selama di BLK bisa langsung dipraktikkan untuk membuka usaha sendiri," kata Bupati Kudus Hartopo di sela-sela mengunjungi peserta pelatihan BLK Kudus, Senin.
Apalagi, kata dia, tidak semua peserta pelatihannya merupakan warga dari golongan mampu, sehingga ketika ada bantuan peralatan sesuai bidang keahlian yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan bisa langsung mengembangkan usaha.
Ia juga mengingatkan para peserta pelatihan untuk bersungguh-sungguh, sehingga ketika sudah selesai benar-benar bisa menguasai sesuai bidang keahliannya.
"Jika tidak bisa berwirausaha, tentunya saat bekerja di perusahaan bisa menunjukkan kualitasnya sebagai lulusan BLK Kudus," ujarnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kabupaten Kudus Rini Kartika menambahkan nantinya akan diusulkan kepada Pemerintah Pusat agar peserta pelatihan tersebut mendapatkan bantuan sarana dan prasarana pendukung, agar keahlian yang didapat bisa langsung dipraktikkan.
Pelatihan yang terselenggara saat ini, kata dia, memang dianggarkan oleh Pemerintah Pusat melalui APBN dengan jumlah paket pelatihan sebanyak 18 paket.
Sementara jumlah peserta pelatihannya ada 400-an orang yang sebagian besar warga Kudus, sedangkan selebihnya warga luar Kudus.
Belasan paket pelatihan yang diterima itu, meliputi pelatihan menjahit, servis kendaraan bermotor, pemeliharaan kendaraan ringan sistem injeksi, plate walder, tata boga, desainer, teknisi akuntansi, operator komputer, serta bidang kecantikan.
Terkait anggaran dari APBD Kudus, hingga kini masih proses refocusing dan belum bisa memastikan ketersediaan anggarannya meskipun sudah muncul angka Rp2,7 miliar untuk menyelenggarakan pelatihan. Sepanjang tidak terjadi refocusing, maka dana sebesar itu bisa digunakan untuk pelatihan kerja.