Solo (ANTARA) - Kantor Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (BPPKAD) Kota Surakarta yang ada di lingkungan Balai Kota Solo tutup sementara waktu akibat sejumlah pegawai yang terinfeksi corona jenis baru atau COVID-19.
"Terakhir ada tiga pegawai yang kena, jadi kami putuskan untuk tutup sementara," kata Kepala BPPKAD Kota Surakarta Yosca Herman Soedradjad di Solo, Selasa.
Sejauh ini pihaknya belum mengetahui secara pasti di mana para pegawai tersebut terpapar oleh COVID-19. Meski demikian, diakuinya, akhir-akhir ini kegiatan para pegawai BPPKAD cukup tinggi, salah satunya untuk membahas anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
"Kemarin kan kami mengadakan rekonsiliasi dan ada kegiatan di luar juga," katanya.
Ia mengatakan untuk penutupan kantor sendiri akan dilakukan hingga tanggal 25 Januari 2021. Dengan dilakukannya penutupan tersebut, akibatnya sebanyak 70 pegawai BPPKAD bekerja dari rumah.
Baca juga: Solo tunda pemberian vaksin COVID-19 kepada sejumlah nakes
Selanjutnya, dikatakannya, untuk masyarakat yang ingin mengurus pajak diarahkan untuk melakukan melalui lima koordinator wilayah yang ada di setiap kecamatan di Kota Solo.
"Di lima kecamatan ini masih buka, di sana kan ada pembayaran, pengurusan pajak. Kalau di BPPKAD (Kantor BPPKAD) sebagian besar yang datang kan pendapatan, pencairan, 'ngurus' keuangan, kalau pendapatan sudah bisa diserahkan di korwil," katanya.
Ia mengatakan sebetulnya pelayanan BPPKAD kepada masyarakat sudah dilakukan melalui sistem daring, namun demikian sejauh ini masih banyak yang melakukan berbagai macam pengurusan secara manual.
"Buat masyarakat yang tidak terbiasa 'online' masih kami layani secara manual," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 hingga saat ini jumlah kumulatif kasus COVID-19 di Kota Solo sebanyak 7.292 kasus dengan kasus sembuh mencapai 4.506. Sedangkan yang saat ini masih menjalani isolasi mandiri mencapai 2.133 orang.
Selanjutnya, untuk pasien yang masih menjalani perawatan sebanyak 313 orang dan yang meninggal dunia sebanyak 340 kasus.