Polres Pati masih temukan tempat prostitusi manfaatkan rumah warga
Pati (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resor Pati masih menemukan tempat prostitusi meskipun sudah berulang kali menggelar operasi penyakit masyarakat di berbagai daerah, menyusul ditemukannya tempat prostitusi yang memanfaatkan rumah warga, Senin.
Menurut Kepala Satuan Tugas Khusus Kebo Landoh Polres Pati AKP Sugino di Pati, Senin, dalam menggelar operasi penyakit masyarakat di Kecamatan Tayu, Senin (17/2), ditemukan tempat prostitusi dengan mengamankan lima pekerja seks komersial.
Selain itu, polisi juga mengamankan seorang pelanggan yang terciduk saat razia di sebuah rumah, Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati.
Di lokasi serupa, juga ditemukan alat kontrasepsi siap pakai yang berjumlah ratusan bungkus.
Operasi tersebut, lanjut dia, merupakan tindak lanjut atas informasi masyarakat yang menyebutkan adanya lokasi yang diduga dijadikan tempat transaksi.
"Warga juga merasa resah dengan kegiatan ilegal tersebut," ujarnya.
Di dalam bangunan yang dijadikan tempat prostitusi tersebut, terdapat sembilan kamar dengan tarif sekali kencan sebesar Rp150 ribu.
Dari tarif sebesar itu, kata dia, mucikarinya mendapatkan jatah sebesar Rp50 ribu, sedangkan sisanya untuk pekerja seks.
Baca juga: Polres Pati tingkatkan razia sejumlah tempat karaoke
Pada saat dilakukan operasi di lokasi prostitusi yang diduga beroperasi sejak lama itu, tidak ditemukan mucikari.
Lima pekerja seks tersebut bersama seorang tamu laki-laki dibawa ke Kantor Polsek Tayu untuk diberikan pembinaan, sedangkan ratusan bungkus alat kontrasepsi bakal dijadikan barang bukti.
Baca juga: 23 pejudi pilkades di Pati diamankan
Menurut Kepala Satuan Tugas Khusus Kebo Landoh Polres Pati AKP Sugino di Pati, Senin, dalam menggelar operasi penyakit masyarakat di Kecamatan Tayu, Senin (17/2), ditemukan tempat prostitusi dengan mengamankan lima pekerja seks komersial.
Selain itu, polisi juga mengamankan seorang pelanggan yang terciduk saat razia di sebuah rumah, Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati.
Di lokasi serupa, juga ditemukan alat kontrasepsi siap pakai yang berjumlah ratusan bungkus.
Operasi tersebut, lanjut dia, merupakan tindak lanjut atas informasi masyarakat yang menyebutkan adanya lokasi yang diduga dijadikan tempat transaksi.
"Warga juga merasa resah dengan kegiatan ilegal tersebut," ujarnya.
Di dalam bangunan yang dijadikan tempat prostitusi tersebut, terdapat sembilan kamar dengan tarif sekali kencan sebesar Rp150 ribu.
Dari tarif sebesar itu, kata dia, mucikarinya mendapatkan jatah sebesar Rp50 ribu, sedangkan sisanya untuk pekerja seks.
Baca juga: Polres Pati tingkatkan razia sejumlah tempat karaoke
Pada saat dilakukan operasi di lokasi prostitusi yang diduga beroperasi sejak lama itu, tidak ditemukan mucikari.
Lima pekerja seks tersebut bersama seorang tamu laki-laki dibawa ke Kantor Polsek Tayu untuk diberikan pembinaan, sedangkan ratusan bungkus alat kontrasepsi bakal dijadikan barang bukti.
Baca juga: 23 pejudi pilkades di Pati diamankan