Purwokerto (ANTARA) - Mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) Muhammad Lutfi Firdhaus merancang aplikasi pengukur kematangan buah pepaya berbasis android.
"Aplikasi ini saya rancang untuk membantu petani melakukan identifikasi kematangan pepaya dengan teknologi android di smartphone," kata Muhammad Lutfi Firdhaus, mahasiswa program studi S-1 Informatika ITTP tersebut di Purwokerto, Rabu.
Ini terjadi ketika dia berkunjung ke tempat petani pepaya yang berada di Cilongok, Kabupaten Banyumas. "Para petani pepaya pada era modern seperti sekarang ini masih mengukur kematangan pepaya secara manual," katanya.
Baca juga: Panen Pepaya Kalina Boyolali Meningkat
Baca juga: Pepaya Cikita Dikembangkan di Karanganyar
Ia memandang perlu suatu pembaharuan pada sistem pemilahan oleh para petani pepaya ketika mereka akan memasarkan pepaya ke para konsumen.
Teknologi yang diterapkan dalam sistem adalah teknologi perekaman citra melalui pengukuran dari Red-Blue-Green (RGB) untuk mengetahui tingkat kemanisan atau derajat brix.
"Dengan demikian, dalam aplikasi ini sangat penting perangkat smartphone yang memiliki fitur kamera," katanya.
Teknologi pengolahan citra merupakan sebuah teknik yang biasanya digunakan untuk melakukan proses citra atau gambar. Dengan data gambar tersebut akan didapatkan sebuah informasi tertentu dari gambar yang diamati.
Teknologi tersebut dapat menentukan tingkat kematangan pada buah dengan dilihat dari warna kulitnya. "Untuk mengidentifikasi tingkat kematangan yang paling mudah dapat diidentifikasi, yaitu dari warna kulit pada buah, dan warna kulit buah tersebut mengandung nilai RGB," katanya.
Nilai RGB digunakan sebagai nilai acuan dalam melakukan sebuah penelitian tingkat kematangan pada pepaya.
"Nantinya pada aplikasi akan mengirimkan data matang, mengkal, setengah matang, mentah, serta dilengkapi dengan munculnya tingkat kadar gula yang terkandung dalam pepaya," katanya.
Dia berharap, rancangannya tersebut akan dapat mempermudah petani pepaya yang ada di wilayah setempat.
"Harapan saya perancangan teknologi yang saya ciptakan ini, mampu menjadikan para petani pepaya memiliki pengetahuan akan teknologi kekinian, dan mampu memenuhi tantangan revolusi Industri 4.0," kata Muhammad Lutfi Firdhaus.