Helikopter tanpa awak jadi pusat perhatian pengunjung CHTF
Shenzhen, China, (Antaranews Jateng) - Di antara ratusan produk kedirgantaraan yang dipajang di arena Pameran Teknologi Mutakhir (CHTF) ke-20 di Shenzhen, China, pada 14-18 November 2018, helikopter nirawak multifungsi menjadi pusat perhatian para pengunjung.
Helikopter buatan perusahaan lokal, Shenzhen Sunwin Intelligent (SSI), itu relatif berbeda dengan drone yang menguasai hampir 30 persen ajang pameran tahunan teknologi terbesar yang digelar di International Convention and Exhibition Center itu.
"Meskipun ringan, helikopter ini saat take off (tinggal landas) bisa mengangkut beban hingga 450 kilogram," kata Manajer Pemasaran Internasional SSI Co Ltd, Shirley Song, di arena CHTF, Rabu (14/11) malam.
Helikopter berbobot 220 kilogram dengan panjang 4,2 meter, tinggi 2 meter, dan lebar 2 meter itu berbahan bakar minyak yang mampu terbang dengan ketinggian 4 kilometer, berkecepatan maksimum 100 kilometer per jam, dan radius kontrol penerbangan hingga 150 kilometer.
Menurut dia, helikopter tersebut bisa difungsikan untuk keperluan militer, pemantauan tindak kejahatan, pencarian korban bencana, pengangkutan logistik dan sarana perbaikan menara telekomunikasi (BTS).
"Kami belum bisa buka harga resminya. Tapi kisarannya antara 500.000 hingga 550.000 dolar AS," ujar Song sedikit memberikan bocoran harga.
Perusahaan yang bermarkas di Shenzhen, Provinsi Guangdong, itu saat ini sedang mengerjakan pesanan drone berbagai ukuran dari Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa.
CHTF menjadi ajang persaingan produk-produk terbaru kedirgantaraan, selain juga robot cerdas sebagai tenaga pendukung kegiatan industri.
Pameran tahunan yang digelar di kota pertama yang terbuka untuk investasi asing sejak era pemerintahan Deng Xiaoping itu diikuti 3.000 perusahaan, lembaga pemerintahan, lembaga akademik, dan lembaga penelitian dari 100 negara.
Ajang tersebut juga diisi dengan seminar mengenai perkembangan teknologi terkini dengan pembicara dari China dan beberapa negara lain.
Singapura dan Malaysia mewakili ASEAN dalam ajang pameran yang cukup menyedot perhatian publik daratan Tiongkok, Hong Kong, Makau, dan Taiwan itu.
Helikopter buatan perusahaan lokal, Shenzhen Sunwin Intelligent (SSI), itu relatif berbeda dengan drone yang menguasai hampir 30 persen ajang pameran tahunan teknologi terbesar yang digelar di International Convention and Exhibition Center itu.
"Meskipun ringan, helikopter ini saat take off (tinggal landas) bisa mengangkut beban hingga 450 kilogram," kata Manajer Pemasaran Internasional SSI Co Ltd, Shirley Song, di arena CHTF, Rabu (14/11) malam.
Helikopter berbobot 220 kilogram dengan panjang 4,2 meter, tinggi 2 meter, dan lebar 2 meter itu berbahan bakar minyak yang mampu terbang dengan ketinggian 4 kilometer, berkecepatan maksimum 100 kilometer per jam, dan radius kontrol penerbangan hingga 150 kilometer.
Menurut dia, helikopter tersebut bisa difungsikan untuk keperluan militer, pemantauan tindak kejahatan, pencarian korban bencana, pengangkutan logistik dan sarana perbaikan menara telekomunikasi (BTS).
"Kami belum bisa buka harga resminya. Tapi kisarannya antara 500.000 hingga 550.000 dolar AS," ujar Song sedikit memberikan bocoran harga.
Perusahaan yang bermarkas di Shenzhen, Provinsi Guangdong, itu saat ini sedang mengerjakan pesanan drone berbagai ukuran dari Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa.
CHTF menjadi ajang persaingan produk-produk terbaru kedirgantaraan, selain juga robot cerdas sebagai tenaga pendukung kegiatan industri.
Pameran tahunan yang digelar di kota pertama yang terbuka untuk investasi asing sejak era pemerintahan Deng Xiaoping itu diikuti 3.000 perusahaan, lembaga pemerintahan, lembaga akademik, dan lembaga penelitian dari 100 negara.
Ajang tersebut juga diisi dengan seminar mengenai perkembangan teknologi terkini dengan pembicara dari China dan beberapa negara lain.
Singapura dan Malaysia mewakili ASEAN dalam ajang pameran yang cukup menyedot perhatian publik daratan Tiongkok, Hong Kong, Makau, dan Taiwan itu.