Pelajar SMAN 1 Purwokerto panjat tiang bendera
Purwokerto (Antaranews Jateng) - Dua pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu, melakukan aksi heroik dengan memanjat tiang bendera untuk memperbaiki tali yang putus saat Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun 2018.
Aksi heroik dua pelajar SMAN 1 Purwokerto yang terekam kamera video telepon pintar itu menjadi viral di sejumlah media sosial.
Saat dikonfirmasi Kepala SMAN 1 Purwokerto, Mohammad Husain di Porwekerto, Minggu, mengatakan adanya aksi heroik yang dilakukan dua siswanya ketika sedang berlangsung Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang digelar pada Minggu.
Menurut dia, aksi heroik tersebut bermula saat petugas pengibar bendera membentangkan bendera Merah Putih, talinya putus sehingga pengaitnya tertarik ke ujung tiang bendera.
"Ketika melihat tali pengait tertarik ke ujung tiang bendera, ananda Priyatno Budi yang merupakan Ketua Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) SMAN 1 Purwokerto langsung lari dan memanjat tiang bendera," ujarnya.
Akan tetapi, sebutnya Priyatno yang memiliki berat badan 68 kilogram hanya mampu memanjat tiang bendera hingga ketinggian 5 meter dan badan siswa kelas XI IPA tersebut melorot karena tiang benderanya licin.
"Suasana makin mencekam karena anak-anak yang bertugas menjadi pengibar bendera itu menangis. Namun tiba-tiba, salah seorang siswa kelas XII IPA 5 yang memiliki berat badan 64 kilogram, yakni Hibatullah Akbar Novianto berupaya memanjat tiang bendera itu," terangnya.
Kendati perjuangannya sempat terhenti cukup lama untuk menghela napas dan menyiapkan energi pada jarak 1 meter mendekati ujung tiang bendera, lanjutnya Hibatullah akhirnya berhasil memegang pengait bendera yang berada di ujung tiang.
Sebelum Hibatullah menjangkau pengait bendera, lanjut dia, para guru dan peserta upacara sempat panik karena tiupan angin saat itu makin kencang sehingga khawatir terjadi sesuatu.
"Setelah berhasil memegang alat pengait bendera, Hibatullah kemudian menurunkannya sehingga bendera Merah Putih berhasil dikibarkan dengan iringan lagu Indonesia Raya," katanya.
Lebih lanjut, Husain mengaku saat memberikan sambutan selaku pembina upacara, dia menyampaikan bahwa aksi heroik tersebut merupakan tanda keberanian pemuda untuk memperjuangkan kejayaan bangsa dan negara.
Menurut dia, aksi yang dilakukan dua siswa SMAN 1 Purwokerto tersebut menjadi bukti kecintaan pemuda kepada nusa dan bangsa.
"Setelah saya tanya, ananda Hibatullah tersebut memiliki cita-cita masuk Akmil sedangkan Priyatno ingin masuk Akpol. Semoga mereka berdua dapat meraih cita-citanya," sebutnya.
Bahkan, kata dia pihaknya juga akan memfasilitasi Hibatullah untuk menempuh jalur unggulan calon taruna (catar) dan gratis biaya sekolah.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Seksi Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Luar Biasa Balai Pengendali Pendidikan Menengah dan Khusus (BP2MK) Wilayah V Purwokerto, Yuniarso K. Adi mengaku telah menerima laporan dari Kepala SMAN 1 Purwokerto terkait dengan aksi heroik yang dilakukan dua siswanya saat Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda.
"Kami mengapresiasi upaya yang dilakukan dua siswa tersebut. Itu menunjukkan pemuda yang memang dibutuhkan oleh negara, punya keberanian, serta punya kecepatan untuk mengambil sikap dan langkah karena selama ini anak-anak muda terkesan berperilaku konsumtif dan semaunya, namun ternyata kita masih punya anak-anak muda yang bagus-bagus," jelasnya.
Aksi heroik dua pelajar SMAN 1 Purwokerto yang terekam kamera video telepon pintar itu menjadi viral di sejumlah media sosial.
Saat dikonfirmasi Kepala SMAN 1 Purwokerto, Mohammad Husain di Porwekerto, Minggu, mengatakan adanya aksi heroik yang dilakukan dua siswanya ketika sedang berlangsung Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang digelar pada Minggu.
Menurut dia, aksi heroik tersebut bermula saat petugas pengibar bendera membentangkan bendera Merah Putih, talinya putus sehingga pengaitnya tertarik ke ujung tiang bendera.
"Ketika melihat tali pengait tertarik ke ujung tiang bendera, ananda Priyatno Budi yang merupakan Ketua Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) SMAN 1 Purwokerto langsung lari dan memanjat tiang bendera," ujarnya.
Akan tetapi, sebutnya Priyatno yang memiliki berat badan 68 kilogram hanya mampu memanjat tiang bendera hingga ketinggian 5 meter dan badan siswa kelas XI IPA tersebut melorot karena tiang benderanya licin.
"Suasana makin mencekam karena anak-anak yang bertugas menjadi pengibar bendera itu menangis. Namun tiba-tiba, salah seorang siswa kelas XII IPA 5 yang memiliki berat badan 64 kilogram, yakni Hibatullah Akbar Novianto berupaya memanjat tiang bendera itu," terangnya.
Kendati perjuangannya sempat terhenti cukup lama untuk menghela napas dan menyiapkan energi pada jarak 1 meter mendekati ujung tiang bendera, lanjutnya Hibatullah akhirnya berhasil memegang pengait bendera yang berada di ujung tiang.
Sebelum Hibatullah menjangkau pengait bendera, lanjut dia, para guru dan peserta upacara sempat panik karena tiupan angin saat itu makin kencang sehingga khawatir terjadi sesuatu.
"Setelah berhasil memegang alat pengait bendera, Hibatullah kemudian menurunkannya sehingga bendera Merah Putih berhasil dikibarkan dengan iringan lagu Indonesia Raya," katanya.
Lebih lanjut, Husain mengaku saat memberikan sambutan selaku pembina upacara, dia menyampaikan bahwa aksi heroik tersebut merupakan tanda keberanian pemuda untuk memperjuangkan kejayaan bangsa dan negara.
Menurut dia, aksi yang dilakukan dua siswa SMAN 1 Purwokerto tersebut menjadi bukti kecintaan pemuda kepada nusa dan bangsa.
"Setelah saya tanya, ananda Hibatullah tersebut memiliki cita-cita masuk Akmil sedangkan Priyatno ingin masuk Akpol. Semoga mereka berdua dapat meraih cita-citanya," sebutnya.
Bahkan, kata dia pihaknya juga akan memfasilitasi Hibatullah untuk menempuh jalur unggulan calon taruna (catar) dan gratis biaya sekolah.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Seksi Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Luar Biasa Balai Pengendali Pendidikan Menengah dan Khusus (BP2MK) Wilayah V Purwokerto, Yuniarso K. Adi mengaku telah menerima laporan dari Kepala SMAN 1 Purwokerto terkait dengan aksi heroik yang dilakukan dua siswanya saat Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda.
"Kami mengapresiasi upaya yang dilakukan dua siswa tersebut. Itu menunjukkan pemuda yang memang dibutuhkan oleh negara, punya keberanian, serta punya kecepatan untuk mengambil sikap dan langkah karena selama ini anak-anak muda terkesan berperilaku konsumtif dan semaunya, namun ternyata kita masih punya anak-anak muda yang bagus-bagus," jelasnya.