Transsemarang Targetkan Penambahan 5.000 Penumpang/Hari
Semarang, ANTARA JATENG - Badan Layanan Umum (BLU) Transsemarang menargetkan peningkatan jumlah penumpang untuk moda transportasi massalnya sekitar 5.000 orang/hari.
"Kalau biasanya, jumlah penumpang `kan sekitar 22.000 s.d. 23.000 orang/hari," kata Pelaksana Tugas (Plt.) BLU Transsemarang Ade Bhakti usai peluncuran TCash di Semarang, Jumat.
TCash merupakan layanan uang elektronik dari Telkomsel yang sudah diaplikasi untuk penjualan di berbagai "merchant", dan sekarang ini untuk pembayaran tiket Transsemarang.
Dengan berbagai inovasi yang dihadirkan Transsemarang, termasuk TCash, Ade mengharapkan jumlah pengguna moda transportasi massal itu menjadi 27.000 s.d. 28.000 orang/hari.
Sebelumnya, Transsemarang juga sudah berinovasi dengan sistem pembayaran tiket dengan Kartu Semarang Hebat yang merupakan kerja sama Pemerintah Kota Semarang dengan perbankan.
"Kalau segmentasi TCash, ini `kan lebih ke kalangan pelajar dan mahasiswa atau anak-anak muda. Perkembangan grafik penumpang dari kalangan pelajar dan mahasiswa juga menggembirakan," katanya.
Ade menyebutkan jumlah pelajar yang menggunakan layanan Transsemarang dahulu sebanyak 3.000 s.d. 4.000 orang/hari. Namun, sekarang ini sekitar 8.000 orang/hari, dan pernah tembus 11.000 orang/hari.
"Oleh karena itu, ketika kami tawarkan TCash ini langsung disambut baik dan sekarang diluncurkan. Semuanya, yakni enam koridor Transsemarang bisa terlayani pembayaran denan TCash," katanya.
Ia mengatakan bahwa Transsemarang terus melakukan pembenahan untuk meningkatkan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan layanan transportasinya, termasuk sarana.
"Untuk sistem ini `kan `basic`-nya juga pakai alat. Sebagian masih memakai alat lama, tetapi sudah kami anggarkan pada APBD Perubahan 2017 untuk menambah sebanyak 72 alat," katanya.
Demikian pula "shelter", menurut dia, idealnya jarak antarhalte paling dekat 400 meter dan paling jauh 800 meter. Akan tetapi, masih ada halte satu ke lainnya yang berjarak sekitar 1 kilometer.
Kondisi tersebut, kata dia, dipengaruhi banyak faktor, seperti kondisi jalan dan ketersediaan "shelter" sehingga membuat banyak masyarakat yang kesulitan mengaksesnya.
"Kami sudah memiliki rencana untuk menambah sebanyak 91 `shelter` lagi, termasuk alat untuk pembayaran itu. Kalau `shelter` terpenuhi, alatnya ada, (jumlah, red.) penumpang akan naik," pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengakui bahwa moda transportasi Transsemarang makin lama kian diminati masyarakat sebagai pengganti moda transportasi pribadi.
"Ada enam koridor Transsemarang yang dilayani 126 bus. Setiap tahunnya, Transsemarang bisa mengangkut 8.000.000 s.d. 9.000.000 penumpang," kata Hendi, sapaan akrab politikus PDI Perjuangan itu.
"Kalau biasanya, jumlah penumpang `kan sekitar 22.000 s.d. 23.000 orang/hari," kata Pelaksana Tugas (Plt.) BLU Transsemarang Ade Bhakti usai peluncuran TCash di Semarang, Jumat.
TCash merupakan layanan uang elektronik dari Telkomsel yang sudah diaplikasi untuk penjualan di berbagai "merchant", dan sekarang ini untuk pembayaran tiket Transsemarang.
Dengan berbagai inovasi yang dihadirkan Transsemarang, termasuk TCash, Ade mengharapkan jumlah pengguna moda transportasi massal itu menjadi 27.000 s.d. 28.000 orang/hari.
Sebelumnya, Transsemarang juga sudah berinovasi dengan sistem pembayaran tiket dengan Kartu Semarang Hebat yang merupakan kerja sama Pemerintah Kota Semarang dengan perbankan.
"Kalau segmentasi TCash, ini `kan lebih ke kalangan pelajar dan mahasiswa atau anak-anak muda. Perkembangan grafik penumpang dari kalangan pelajar dan mahasiswa juga menggembirakan," katanya.
Ade menyebutkan jumlah pelajar yang menggunakan layanan Transsemarang dahulu sebanyak 3.000 s.d. 4.000 orang/hari. Namun, sekarang ini sekitar 8.000 orang/hari, dan pernah tembus 11.000 orang/hari.
"Oleh karena itu, ketika kami tawarkan TCash ini langsung disambut baik dan sekarang diluncurkan. Semuanya, yakni enam koridor Transsemarang bisa terlayani pembayaran denan TCash," katanya.
Ia mengatakan bahwa Transsemarang terus melakukan pembenahan untuk meningkatkan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan layanan transportasinya, termasuk sarana.
"Untuk sistem ini `kan `basic`-nya juga pakai alat. Sebagian masih memakai alat lama, tetapi sudah kami anggarkan pada APBD Perubahan 2017 untuk menambah sebanyak 72 alat," katanya.
Demikian pula "shelter", menurut dia, idealnya jarak antarhalte paling dekat 400 meter dan paling jauh 800 meter. Akan tetapi, masih ada halte satu ke lainnya yang berjarak sekitar 1 kilometer.
Kondisi tersebut, kata dia, dipengaruhi banyak faktor, seperti kondisi jalan dan ketersediaan "shelter" sehingga membuat banyak masyarakat yang kesulitan mengaksesnya.
"Kami sudah memiliki rencana untuk menambah sebanyak 91 `shelter` lagi, termasuk alat untuk pembayaran itu. Kalau `shelter` terpenuhi, alatnya ada, (jumlah, red.) penumpang akan naik," pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengakui bahwa moda transportasi Transsemarang makin lama kian diminati masyarakat sebagai pengganti moda transportasi pribadi.
"Ada enam koridor Transsemarang yang dilayani 126 bus. Setiap tahunnya, Transsemarang bisa mengangkut 8.000.000 s.d. 9.000.000 penumpang," kata Hendi, sapaan akrab politikus PDI Perjuangan itu.