Semarang (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kota Semarang resmi memulai uji coba operasional bus listrik Trans Semarang melayani rute Terminal Mangkang - Simpang Lima pulang-pergi (PP), Rabu.
Masyarakat bisa menikmati sensasi menaiki bus listrik Trans Semarang secara gratis, tanpa dipungut biaya apapun.
Sekretaris Dishub Kota Semarang Danang Kurniawan menjelaskan bahwa uji coba itu merupakan langkah awal menuju pengoperasian armada ramah lingkungan di Ibu Kota Jawa Tengah.
"Dishub melalui Trans Semarang sedang mengembangkan dan beralih ke kendaraan ramah lingkungan (koridor hijau) dengan menggunakan bus listrik. Saat ini, baru dua unit yang diuji, yakni satu bus besar dan satu bus sedang," katanya.
Bus besar melayani koridor 1 rute Terminal Mangkang - Pemuda - Simpang Lima - Terminal Penggaron, sedangkan bus sedang akan dicoba di koridor lain yang medannya dinilai sesuai untuk kendaraan listrik.
"Rencana operasional penuh baru akan dilakukan tahun depan. Tahun ini masih tahap uji coba selama dua minggu hingga satu bulan. Masyarakat bisa ikut mencoba agar kami bisa menilai performa dan karakter bus di lapangan," katanya.
Menurut dia, pengadaan bus listrik nantinya tidak dilakukan dengan membeli langsung, melainkan melalui sistem lelang untuk beli layanan.
"Kami lelang beli layanan, bukan busnya. Jadi vendor atau konsorsium yang memenuhi persyaratan akan mengelola koridor yang telah disiapkan," katanya.
Uji coba juga dilakukan untuk memastikan kemampuan baterai bus menghadapi medan di Kota Semarang yang bervariasi, terutama tanjakan yang lebih menyedot tenaga baterai.
Bus listrik buatan Surabaya tersebut diklaim memiliki jarak tempuh lebih dari 250 kilometer per pengisian baterai, dengan kapasitas bus besar mencapai 72 penumpang dan bus sedang sebanyak 40 orang.
Ia menambahkan bahwa desain interior bus juga akan disesuaikan agar lebih nyaman dan ramah bagi penyandang disabilitas.
"Kami ingin penumpang bisa lebih nyaman dengan kursi menghadap ke depan dan akses mudah bagi disabilitas tanpa harus naik ke halte tinggi," katanya.
Sementara itu, Kepala BLU Trans Semarang Haris Setyo Yunanto menyampaikan bahwa uji coba itu merupakan bagian dari implementasi koridor hijau yang telah dikaji sejak lama.
"Harapannya, dengan bus listrik ini tidak ada lagi isu bus mogok atau asap tebal yang selama ini mengganggu pengendara lain. Bus listrik lebih ramah lingkungan dan mendukung pengurangan emisi gas buang," katanya.
Untuk pengisian daya, bus listrik hanya membutuhkan dua titik pengecasan di Terminal Mangkang dan Terminal Penggaron.
Dengan teknologi "fast charging", baterai bisa terisi penuh dalam waktu sekitar 30 menit dan mampu melayani delapan trip perjalanan pulang-pergi setiap harinya.
Baca juga: Anggota DPRD Semarang mendorong perda pesantren agar ramah difabel

