Jakarta, ANTARA JATENG - Ahli kesehatan membenarkan saat berpuasa,
terkadang muncul masalah yang sebagian orang takuti, bau mulut.
Penyebab
Spesialis gigi dari Bamed Health Care, drg Felicia Melati, SpKGA menjelaskan:
"Di
dalam mulut ada bakteri, saat jumlahnya berkembang banyak, itu yang
menjadi masalah. Bakteri yang disebut anaerob gram negatif ini berasal
dari sisa makanan, air liur, sel epitel dari mukosa mulut, serta bakteri
yang sudah mati dan memicu munculnya khas bau seperti telur busuk,
bawang putih, bau seperti kotoran (bau mulut)," tutur dia di Jakarta,
Rabu.
Mengapa saat berpuasa bau mulut (halitosis) bisa memburuk?
"Saat
berpuasa, kita tidak makan dan minum (kecuali antara waktu berbuka
hingga sahur), asupan cairan terbatas. Lalu tak ada stimulus
saliva--saliva merupakan agen pembersih alami, mengandung enzim
antibakteri dan menjaga keseimbangan bakteri dalam mulut. Kalau asupan
cairan kurang dan tidak ada stimulus saliva, maka laju saliva menurun,
sehingga penumpukan bakteri terjadi, memicu terjadinya halitosis," papar
Felicia.
Apa yang harus dilakukan agar tak mengalami bau mulut?
"Tangani
sesuai penyebabnya. Pertama meningkatkan kebersihan mulut yakni sikat
gigi, pembersihan lidah agar mendapat kebersihan maksimal. Bila
diperbesar, lidah memiliki lekuk-lekuk yang bisa menjadi tempat
sisa-sisa makanan menempel. Kalau dibiarkan, pada orang dengan lekukan
cukup dalam, ada lapisan lekat yang salah satunya diisi bakteri
(menyebabkan bau mulut). Cara membersihkannya bisa menggunakan sikat
gigi atau scraper," kata Felicia.
"Menggunakan dental flosh
juga menjadi pilihan, lalu obat kumur. Obat kumur merupakan bagian
meningkatkan kebersihan mulut tetapi tidak menjadi solusi mengatasi bau
mulut. Selain itu lakukan scaling (pembersihan karang gigi), penambalan
kalau ada lubang, perbaikan tambalan, perawatan saraf kalau karies sudah
besar," sambung dia.
(Baca juga: Saat puasa, jangan mandi lebih dari lima menit, mengapa? )