Jatinangor Antara Jateng - Kepala BNN Budi Waseso mengatakan Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) merupakan salah satu target utama peredaran narkotika di tanah air.
"Kalian (Praja) menjadi target, karena kalian masa depan bangsa, aset bangsa. Narkotika ini bukan sekedar peredaran dan penyalahgunaan tapi ini merupakan suatu bentuk proxy war, perang modern," ujar Budi Waseso saat memberikan ceramah umum bersama Menteri Dalam Negeri dan Panglima TNI, di kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, Jumat.
Budi Waseso mengatakan narkotika telah digunakan sebagai senjata dalam perang modern, guna menghancurkan suatu bangsa. Hal ini berkaca dari sejarah keberhasilan Inggris menundukkan Tiongkok dengan candu.
"Kita belajar sejarah Tiongkok ditundukkan Inggris dengan candu. Maka muncul istilah perang candu. Dengan mudah Inggris menundukkan Tiongkok dengan candu, dan hal ini akan terjadi di negara kita kalau kita anggap narkotika itu biasa saja," ujar Budi Waseso.
Menurut dia, Indonesia saat ini merupakan pangsa pasar terbesar narkotika di dunia. Sebanyak 11 negara tercatat menyuplai narkotika ke Indonesia.
Narkotika yang masuk ke Indonesia selalu habis terserap dan tiada yang mubazir.
Budi Waseso menyampaikan tidak ada satu pun instansi, lembaga negara atau kelompok elemen masyarakat di tanah air yang bebas dari penyalahgunaan narkotika.
Setiap tahun sebanyak 15.000 jiwa anak bangsa meninggal dunia akibat penyalahgunaan narkotika.
"Yang meninggal ini generasi muda produktif dan potensial memimpin negara ke depan, ini pasti proxy war," ujar dia.
Dia menekankan berdasarkan evaluasi yang dilakukan BNN, para pecandu narkotika di perguruan tinggi umumnya adalah anak-anak pandai yang memiliki kemampuan luar biasa. Hal ini membuktikan bahwa peredaran narkotika merupakan senjata perang modern saat ini.
Bukti lainnya adalah kesulitan aparat keamanan memberangus peredaran narkotika jaringan internasional di negara lain sekalipun telah memiliki hubungan kerja sama.
"Saat saya menjadi Kabareskrim saya sudah mengungkap jaringan Freddy Budiman di Malaysia dan Singapura. Tapi begitu kita minta ditangkap, katanya bandarnya sudah hilang, seolah tidak ada perbuatan yang saling bantu untuk memberantas narkotika," kata Budi Waseso.
Budi Waseso bersama jajarannya pun melakukan penelusuran ke Malaysia dan Singapura, kemudian mendapati keberadaan balai rehabilitasi narkotika yang luar biasa di kedua negara tersebut, namun isinya hanya lah putra-putra bangsa asal Indonesia.
"Ini mereka (negara lain) mendapatkan dua keuntungan, dari sisi bisnisnya dapat, dari sisi kehancuran negara kita juga dapat," kata Budi Waseso.
Berita Terkait
Pilkada Kota Semarang, Yoyok-Joko legawa kalah
Jumat, 29 November 2024 16:39 Wib
Pilwakot Semarang, Agustina tak mau jumawa meski unggul
Kamis, 28 November 2024 7:40 Wib
Pilkada Semarang, Yoyok-Joko unggul di TPS mencoblos
Rabu, 27 November 2024 20:00 Wib
Agustin-Iswar unggul telak di TPS mencoblos
Rabu, 27 November 2024 18:13 Wib
Pilkada 2024, Agustina berharap masyarakat tak terpengaruh kampanye hitam
Rabu, 27 November 2024 16:02 Wib
Pilwakot Semarang, Agustina minta relawan kawal suara sampai penetapan
Rabu, 27 November 2024 14:37 Wib
Pilkada 2024, Yoyok Sukawi shalat Dhuha dulu sebelum datangi TPS
Rabu, 27 November 2024 10:53 Wib
Wali Kota Semarang cek TPS rawan banjir dan rob
Rabu, 27 November 2024 6:28 Wib