"Di kota ini belum ditemukan adanya tanda-tanda serangan serangga tomcat seperti yang terjadi di daerah Jawa Timur," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Surakarta Weni Ekayanti di Solo, Selasa.
Lahan persawahan di Solo, lanjutnya, kini tinggal sedikit sehingga jarang ditemukan hama serangga tomcat.
Ia mengatakan, serangga tersebut biasanya hidup di daerah persawahan. Tomcat merupakan predator dari hama wereng coklat yang biasa hidup di sawah. Sebenarnya serangan serangga tersebut tidak berbahaya dan yang menjadi masalah adalah jika cairan beracun dari hewan ini mengenai manusia.
"Serangga tomcat biasanya hidup di sawah-sawah sebagai predator wereng coklat. Di Solo sekarang untuk lahan persawahan minim jadi kemungkinan adanya serangan serangga tomcat juga kecil," katanya.
Daerah persawahan di Solo kini tinggal tiga wilayah yaitu di Laweyan, Banjarsari, dan daerah Jebres.
Selama tomcat masih berada di area persawahan tidak akan menjadi masalah, tetapi jika sudah memasuki lingkungan pemukiman penduduk dan cairan beracunnya menyebar, hal ini yang bisa membahayakan.
Ia mengatakan, sebenarnya hewan ini bisa ditangani dengan pestisida. Untuk membasmi serangga ini bisa menggunakan pestisida alami yang dibuat dari campuran daun imbau, sereh, dan lengkuas yang ditumbuk jadi satu kemudian dicampur dengan lima liter air dan disemprotkan ke serangga tersebut.

