Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap memprakirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan hingga akhir Agustus 2025.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu, mengatakan kondisi tersebut dipengaruhi masih aktifnya fenomena atmosfer global.
“Gangguan cuaca masih ada, indeks Dipole Mode Index (DMI) saat ini berada di angka negatif 1,2 dan Madden Julian Oscillation (MJO) berada di fase 4 atau masih aktif di Samudra Hindia, sehingga berpotensi memicu terjadinya hujan," katanya.
Selain itu, kata dia, arah angin dominan dari timur dengan kecepatan maksimum dapat mencapai 15 knot hingga 25 knot.
Menurut dia, suhu udara di wilayah Jateng selatan khususnya Cilacap dan sekitarnya saat ini berkisar 24–30 derajat Celcius dengan kelembapan udara relatif tinggi, yakni 60–96 persen
Disinggung mengenai suara geluduk atau guruh yang sempat terdengar di sebagian wilayah Kabupaten Banyumas pada Jumat (22/8) sore, dia mengatakan berdasarkan pengamatan dalam lima hari terakhir belum terdeteksi adanya sambaran petir, namun hujan ringan masih terjadi.
"Indikasi masuknya masa peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan diprakirakan akan terjadi pada pertengahan hingga akhir September," kata Teguh.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan kondisi cuaca masih relatif basah meskipun intensitas hujan mulai berkurang dalam sepekan terakhir.
Oleh karena itu, kata dia, hingga saat ini belum ada permintaan bantuan air bersih maupun rencana penyaluran tambahan mengingat hujan masih turun meskipun tidak sederas sebelumnya.
"Hingga saat ini, penyaluran bantuan air bersih baru dilakukan satu kali, yakni ke Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten, pada tanggal 4 Agustus sebanyak tiga tangki atau setara 15.000 liter," katanya.
Kendati demikian, Budi mengatakan perkembangan kondisi cuaca di Cilacap akan terus dipantau untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi maupun kekeringan seiring mendekati masa peralihan musim.
Sementara itu di Kabupaten Banyumas, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang mengguyur sebagian wilayah itu sejak Rabu (27/8) siang.
Salah seorang warga Purwokerto, Banyumas, Yanto mengaku heran terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu.
"Biasanya saat sekarang merupakan puncak musim kemarau, tapi kok masih sering terjadi hujan," katanya.
Baca juga: BMKG pasang radar cuaca di Cilacap perkuat sistem peringatan dini

