Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah berkomitmen meningkatkan kolaborasi dengan lintas sektoral dalam upaya menekan angka kemiskinan di daerah setempat.
Wakil Wali Kota Pekalongan Balgis Diab di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa pengentasan kemiskinan merupakan tanggung jawab bersama bukan semata-mata menjadi beban pemerintah saja.
"Permasalahan kemiskinan tidak bisa diatasi oleh pemerintah saja, namun membutuhkan sinergi seluruh pemangku kepentingan, termasuk tokoh masyarakat, organisasi perempuan, tokoh agama, hingga lembaga keuangan untuk menyamakan visi, dan memberikan formula terbaik dalam percepatan penanggulangan kemiskinan," katanya.
Balqis yang juga Ketua Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TPPK) ini mengatakan pihaknya telah menjalankan berbagai program untuk menekan angka kemiskinan, seperti mengalokasikan anggaran khusus untuk penanggulangan kemiskinan, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, dan bantuan modal usaha bagi warga miskin, serta pelatihan kewirausahaan.
"Kami berharap melalui kolaborasi lintas sektor secara aktif ini, penanggulangan kemiskinan di lingkungan masing-masing dapat ditekan. Sinergi dan kolaborasi menjadi kunci utama," katanya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Kota Pekalongan Cayekti Widigdo mengatakan meskipun angka kemiskinan mengalami penurunan, lajunya belum signifikan.
Berdasarkan data, kata dia, angka kemiskinan di daerah itu pada 2023, berada di angka 6,81 persen, pada 2024 turun menjadi 6,71 persen.
"Kami menargetkan angka kemiskinan ini bisa turun hingga menyentuh angka 5 persen lebih sedikit pada 2025. Secara persentase memang turun, tapi hanya 0,1 persen.
Menurut dia, saat ini angka kemiskinan daerah itu masih ada sekitar 18 ribu orang, sehingga butuh strategi baru.
"Program sudah banyak, semua organisasi perangkat daerah sudah turun ke lapangan, tinggal bagaimana kami menyempurnakan strategi, termasuk perbaikan pada sisi data dan pemberdayaan," katanya.
Baca juga: Menko Muhaimin : Perlu pendekatan baru penanggulangan kemiskinan

