Solo (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali masuk dalam pemeringkatan Times Higher Education (THE) Impact Ranking 2025 seiring dengan komitmen perguruan tinggi tersebut untuk tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Mengutip laman resmi THE Impact Ranking di Solo, Jawa Tengah, Jumat UMS diakui pada sejumlah poin SDGs, yakni SDGs 1 Tanpa Kemiskinan, SDGs 3 Kesehatan dan Kesejahteraan, SDGs 4 Pendidikan Berkualitas, SDGs 5 Kesetaraan Gender, SDGs 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDGs 10 Berkurangnya Kesenjangan, SDGs 16 Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh, dan SDGs 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Ketua SDGs Center UMS Rama Rizana, S.T., M.Sc. mengatakan pada pemeringkatan tahun lalu UMS memilih empat indikator SDGs untuk dinilai, yakni SDGs 1, 3, 4, dan 17. Sedangkan pemeringkatan THE Impact Ranking tahun ini, UMS menambahkan empat indikator baru.
“Dari evaluasi tahun lalu, kami mengidentifikasi mana lagi yang bisa kami tingkatkan. Kami juga melihat mana poin SDGs yang memungkinkan untuk kami kerjakan,” katanya.
Secara keseluruhan, UMS berhasil menduduki peringkat 1001-1500 dari 2.526 universitas di seluruh dunia. Total skor yang diraih UMS pun mengalami peningkatan dibanding tahun lalu, yakni 45,8, menjadi 49.8-60.8.
Rama menyebut UMS unggul pada dua indikator SDGs, yakni SDGs 1 Tanpa Kemiskinan dan SDGs 4 Pendidikan Berkualitas. Peringkat indikator SDGs 1 naik ke posisi 101-200 dibanding tahun lalu yakni 601-800. Sedangkan indikator SDGs 4 naik ke posisi 101-200 dibanding tahun lalu yakni 1001-1500.
“Kami mengeksplorasi dan menganalisis lagi lebih dalam setiap indikator pemeringkatan berdasarkan hasil evaluasi tahun lalu,” katanya.
Capaian tersebut makin menguatkan langkah UMS dalam mewujudkan kampus berkelanjutan. Menurut Rama, UMS terus menganalisa perbaikan dan peningkatan segala lini institusi UMS untuk menunjang pemeringkatan serupa pada tahun-tahun mendatang.
“Kami targetkan menambah indikator SDGs tahun depan. Harapannya SDGs ini bisa menjadi pijakan agar seluruh kegiatan yang dilakukan civitas academica lebih berdampak ke masyarakat,” katanya.