Semarang (ANTARA) - Dosen Universitas BPD Jateng Vinsensia Anisa Citta Erydani S.Pd M.Pd memanfaatkan aplikasi jejaring sosial TikTok sebagai media pembelajaran bahasa Inggris di kampus.
"Biasanya, anak-anak muda hanya menggunakan TikTok untuk hiburan," katanya, usai pengukuhan gelar doktoralnya di Universitas Negeri Semarang (Unnes), Selasa.
Melalui penelitiannya, ia ingin menunjukkan bahwa TikTok juga bisa dimanfaatkan di dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Dalam disertasinya, Visensia membuktikan bahwa platform yang populer di kalangan milenial dan Gen Z itu tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan.
Akan tetapi, kata dia, TikTok juga efektif untuk mendukung kemampuan berbicara (speaking) mahasiswa.
Hasil penelitian itu pula yang mengantarkannya meraih gelar doktor pada Program Doktor Ilmu Pendidikan Bahasa, Fakultas Bahasa dan Seni, Unnes.
Ia menjelaskan bahwa ide penelitian itu muncul dari pengamatannya terhadap kebiasaan generasi muda yang sangat dekat dengan berbagai platform digital, terutama TikTok.
Aplikasi yang lazimnya hanya digunakan untuk hiburan itu dinilainya memiliki potensi besar.
Terlebih jika dimanfaatkan dengan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran bahasa Inggris, khususnya untuk melatih kemampuan berbicara mahasiswa.
Sebagai dosen di bidang pendidikan Bahasa Inggris, ia merasa perlu menghadirkan inovasi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Hal itu juga menjadi jawaban atas tantangan pembelajaran daring pascapandemi, sedangkan mahasiswa pun membutuhkan metode yang lebih menarik dan dekat dengan keseharian mereka.
Penelitian tersebut memiliki kebaruan (novelty) dan menemukan research gap yang belum banyak diteliti sebelumnya, yakni pemanfaatan aplikasi hiburan populer untuk mendukung pembelajaran daring.
Ia berharap temuannya dapat menginspirasi para pengajar maupun peneliti lainnya untuk semakin kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana pendidikan.
"Saya berharap penelitian ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda dan peneliti lain agar semakin berani berinovasi, khususnya di era digital seperti sekarang ini," pungkasnya.