"Kami tengah menyiapkan diri antara lain dengan mengalkulasi berapa pembiayaan yang dibutuhkan untuk tiap rumpun program studi, sebab perlu ada penghitungan-penghitungan," kata Rektor Undip Prof Sudharto P. Hadi di Semarang, Kamis.
Ia menjelaskan, tarif tunggal adalah pembayaran hanya satu komponen biaya kuliah oleh mahasiswa untuk setiap semester, mengingat selama ini mahasiswa dibebani berbagai komponen biaya seperti SPP, biaya praktikum, dan sumbangan pengembangan manajemen pendidikan (SPMP).
Dengan tarif tunggal itu, kata dia, mahasiswa hanya perlu membayar satu komponen biaya kuliah yang besarannya sama untuk setiap semester, namun memang ada perbedaan besarannya antara program studi satu dengan lainnya.
"Tentunya, tarif tunggal untuk program studi rumpun sosial dan eksakta, misalnya fakultas kedokteran akan lebih mahal. Karena itu, kami masih mengalkulasi berapa besaran biaya rata-rata yang dibutuhkan setiap mahasiswa," katanya.
Menurut dia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentunya akan memberikan bantuan subsidi untuk mencukupi kekurangan biaya yang dibutuhkan dengan penerapan tarif tunggal untuk PTN tersebut.
"Kalau untuk tahun ini belum siap, kemungkinan baru siap (diterapkan, red.) pada 2013 mendatang. Saat ini, kami masih menyiapkan diri dengan mengalkulasi kebutuhan untuk biaya perkuliahan, dan sebagainya," kata Sudharto.
Senada dengan itu, Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo mengaku tak keberatan dengan rencana penerapan tarif tunggal untuk PTN itu jika memang menjadi keputusan pemerintah, mengingat PTN adalah sekolah milik negara.
"Seiring dengan penerapan kebijakan itu (tarif tunggal, red.), pemerintah memang menjanjikan subsidi, berapa besarannya yang kami tidak tahu. Harapan kami tentunya bisa menutupi kekurangan biaya yang dibutuhkan," katanya.
Ia menjelaskan, biaya pendidikan di perguruan tinggi biasanya memang membengkak pada awal mahasiswa masuk kuliah, sebab banyak yang diperlukan, seperti pembuatan jaket almamater, namun pada semester berikutnya relatif stabil.
"Seperti ini misalnya, pada semester satu atau awal masuk mahasiswa membayar delapan juta rupiah, namun setelah semester dua dan seterusnya setiap semester hanya membayar Rp1,5 juta karena kebutuhannya relatif sama tiap semester," katanya.

