Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah optimistis penurunan stunting bisa tercapai 14 persen pada 2024 sejalan dengan beragam upaya percepatan penurunan yang terus dilakukan seluruh pihak terkait, antara lain BKKBN dan Tim Penggerak PKK.
“Angka stunting tahun 2023 belum diumumkan dan masih menunggu akhir Desember ini. Kami yakin ada penurunan angka stunting 2023 dan kami yakin target 14 persen bisa tercapai tahun 2024,” kata Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana di Semarang, Senin.
Dia mengatakan hal itu pada Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Jateng yang juga dihadiri Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN Perwakilan Jateng Eka Sulistia, dan seluruh pemangku kepentingan terkait, seperti kepala Bappeda dan kepala OPD
Baca juga: Guyup garap stunting di Jateng
Ia menjelaskan dalam kurun lima tahun terakhir angka stunting di Jawa Tengah terus mengalami penurunan, sedangkan setiap bulan terus lakukan langkah evaluasi dan upaya percepatan untuk menurunkan angka stunting.
“Kami akan melakukan percepatan penurunan stunting dan kami yakin target 14 persen bisa tercapai,” kata Nana.
Eka Sulistia menyebutkan penyerapan dana bantuan operasional batuan keluarga berencana (BOKB) di Jateng sudah mencapai 75 persen dari Rp376 miliar dan diharapkan bisa meningkat drastis pada sisa waktu bulan ini.
Hasto berharap, angka stunting di Jateng bisa turun dari 20,8 persen pada 2022 menjadi 17 persen pada 2023.
“Kalau angka stunting Desember 2023 sebesar 17 persen, maka untuk mencapai 14 persen sesuai target di 2024 hanya turun tiga persen,” kata dia.
Ia juga mengingatkan tentang penyerapan anggaran agar dapat digenjot dengan salah satunya bisa digunakan untuk membayar kader agar penyerapannya meningkat dengan cepat.
Baca juga: BKKBN genjot penurunan stunting melalui peran aktif TP PKK
Baca juga: Ketua DPRD Jateng ingatkan empat tugas Pj Gubernur pengganti Ganjar