Konsultan Senior dan Ahli Onkologi Medis dari Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura Dr Wong Siew Wei menyebut dalam beberapa tahun terakhir terdapat banyak kemajuan pada pengobatan kanker prostat stadium lanjut.
Melalui sambungan daring yang diikuti dari Solo, Selasa, Siew Wei mengatakan sebelumnya pasien hanya memiliki dua pilihan utama, yakni terapi kekurangan androgen (ADT), dan setelah perkembangan kanker pada ADT, kemoterapi bagi mereka yang layak untuk menerimanya, untuk saat ini ada agen hormon novel oral baru (NHA).
"Agen NHA ini sangat efektif pada pasien yang gagal ADT, dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik, bahkan pada pasien lanjut usia," katanya.
Kemajuan baru lainnya, katanya, adalah terapi bertarget dengan inhibitor Poly ADP ribose polimerase (PARP) oral, diagnostik berbasis antigen membran spesifik prostat (PSMA), dan radiofarmasi serta imunoterapi.
"Untuk pasien dengan kanker prostat stadium 4 yang baru didiagnosis, standar perawatan baru adalah intensifikasi pengobatan dengan menambahkan agen hormon baru (NHA) dan/atau kemoterapi ke standar perawatan androgen deprivation therapy (ADT) sebelumnya," katanya.
Secara historis, dikatakannya, pengobatan dengan ADT menghasilkan respons hingga 95 persen, karena sebagian besar pertumbuhan sel kanker prostat didorong oleh stimulasi testosteron. Meski demikian, pasien yang menggunakan ADT saja cenderung mengalami perkembangan kanker dalam 18-24 bulan karena sel kanker memperoleh mutasi tambahan.
"Sedangkan menambahkan NHA dan/atau kemoterapi ke ADT di muka sangat meningkatkan pengendalian kanker dan memungkinkan pasien untuk hidup lebih lama, seringkali dengan kualitas hidup yang lebih baik tanpa perkembangan kanker bergejala dini," katanya.
Sementara itu, satu dari lima pria dengan kanker prostat stadium lanjut mungkin memiliki mutasi perbaikan DNA yang mendasari sel kanker mereka yang selanjutnya mendorong pertumbuhan sel kanker.
Oleh karena itu, penting bahwa pria dengan kanker prostat stadium lanjut melakukan tes genetik untuk mutasi perbaikan DNA sebagai bagian dari penilaian mereka.
"Mereka mungkin mendapat manfaat dari terapi bertarget dengan inhibitor PARP oral. Sebagian kecil pasien kanker prostat memiliki mutasi yang mendasari protein perbaikan ketidakcocokan. Pasien-pasien ini mendapat manfaat dari penggunaan imunoterapi, karena pengobatan yang lebih aktif ditemukan, berbagai strategi kombinasi sedang diuji untuk lebih mengoptimalkan hasil pasien," katanya.
Baca juga: IDI Jawa Tengah: Belum ada makanan yang terbukti bisa bunuh sel kanker