Semarang (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengajak para mahasiswa terus merawat kerukunan di masyarakat untuk menghindari polarisasi dari berbagai sumber yang berpotensi memecah belah persatuan.
“Alhamdulilah di Jateng sendiri untuk polarisasi agama, suku, dan kelompok, itu sampai saat ini masih bisa kita patahkan karena kebersamaan dan kedewasaan masyarakat, khususnya para mahasiswa yang bersama untuk tidak mempertajam dan memperuncing polarisasi,” kata Wagub usai menghadiri Pelantikan dan Stadium General Dewan Eksekutif Mahasiswa dan Senat Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo di Semarang, Rabu,
Menurut dia, salah satu kunci untuk menekan polarisasi adalah kedewasaan, baik dalam berpikir maupun bertindak.
Ia mencontohkan apabila terjadi polarisasi dari aspek agama, maka masyarakat yang sudah dewasa dalam berpikir maupun bertindak pasti akan mencari informasi yang valid dan mengecek rekam jejaknya sehingga bisa mengambil kesimpulan.
“Saya rasa masyarakat Jawa Tengah sudah dewasa dalam bersikap, menyikapi, dan menekan supaya polarisasi tidak muncul," ujarnya.
Wagub menyebut Jawa Tengah memiliki "Rumah Kebangsaan" beranggotakan tujuh organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP), seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Aktivitas OKP tersebut, lanjut Wagub, membuat gerakan positif yang masif dan memberikan edukasi kepada masyarakat agar bisa menekan polarisasi.
"Ini harus digelorakan lagi. Kami sering kunjungi, sering diskusi di sana. Apa-apa saja yang menjadi kekurangan atau kelebihan dibahas, dan dicarikan solusi. Itu yang penting," katanya.
Baca juga: Wagub dapat amanat Megawati turunkan tengkes di Jateng