Bupati dan Wabup Banyumas tampil dalam ketoprak "Jaka Tingkir Suwito" garapan RRI Purwokerto
Purwokerto (ANTARA) - Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Purwokerto berkomitmen untuk membangkitkan kembali seni ketoprak melalui pergelaran kesenian tersebut dengan lakon "Jaka Tingkir Suwito" yang dimainkan oleh Kethoprak Wahyu Kencana dan disutradarai oleh Wahyudi. Bupati dan Wakil Bupati Banyumas ikut tampil dalam ketoprak tersebut
Pergelaran ketoprak dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-77 RRI atau Hari Radio Nasional itu, digelar di halaman LPP RRI Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Ahad malam, serta disiarkan secara langsung melalui Programa 1 RRI Purwokerto, kanal YouTube RRI Purwokerto, dan sejumlah kanal penyiaran lainnya.
Ketoprak dengan lakon "Jaka Tingkir Suwito" itu menampilkan sejumlah bintang tamu, antara lain Bupati Banyumas Achmad Husein beserta istri Erna Sulistyawati Husein, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, serta Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Tri Wuryaningsih.
Saat ditemui di sela pergelaran ketoprak, Kepala LPP RRI Purwokerto Budi Nugroho mengatakan, acara dengan nama Pagelaran Budaya itu diselenggarakan di seluruh stasiun RRI yang ada di berbagai wilayah Indonesia.
"Kebetulan kalau di Purwokerto, kami ambil program ketoprak karena sudah cukup lama pergelaran ketoprak ini absen dari siaran kami secara langsung," katanya.
Menurut dia, tujuan dari pergelaran ketoprak tersebut adalah sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan karena budaya itu merupakan identitas.
"Jadi kalau kita lupa atau kita tinggalkan kebudayaan kita, kita seperti lupa dengan pakaian kita sendiri," ujarnya.
Terkait dengan hal itu, Budi mengatakan pihaknya ingin mengingatkan kembali kepada masyarakat khususnya pendengar RRI Purwokerto bahwa salah satu wujud dari kebudayaan adalah kesenian dan seni ketoprak merupakan salah satu yang digemari masyarakat di kawasan Banyumas.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengangkat seni ketoprak dalam rangkaian kegiatan Hari Radio Nasional di RRI Purwokerto.
"Ya tentu kami sebagai lembaga penyiaran publik ingin melayani masyarakat sebaik mungkin dengan memberikan informasi yang akurat, kemudian hiburan yang menyehatkan bagi masyarakat pendengar kita, juga bagi masyarakat umumnya bukan hanya yang mendengarkan RRI saja," kata Budi.
Dalam kesempatan terpisah, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, ketoprak merupakan kesenian asli Indonesia yang berasal dari Jawa.
Menurut dia, kesenian ketoprak sebetulnya sangat inspiratif karena cerita-ceritanya menggugah jiwa patriotisme, mendidik, dan menghibur karena ada humornya atau lawakannya
"Itu (ketoprak, red.) harusnya hidup tapi kenapa anak-anak muda enggak suka ini. Makanya kemudian kita coba apakah mereka (pemain ketoprak, red.) bisa bermain untuk menyesuaikan dengan selera anak muda," katanya.
Lebih lanjut, Bupati mengaku dalam pergelaran ketoprak itu ia berperan sebagai Bakul Peso (penjual pisau, red.) yang mudah, karena dialog peran lainnya susah untuk dihafalkan. "Bakul Peso kan gampang," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono yang berperan sebagai Tukang Cukur mengharapkan kesenian ketoprak dapat dilestarikan.
"Ya diuri-urilah," kata dia yang juga Ketua Dewan Kesenian Banyumas.
Pergelaran ketoprak dengan durasi sekitar 2 jam itu mengisahkan seorang pemuda dari Desa Tingkir, yakni Mas Karebet yang selanjutnya dikenal dengan nama Jaka Tingkir bermimpi kejatuhan bulan.
Oleh sesepuh desa setempat mimpi tersebut ditafsirkan bahwa Jaka Tingkir kelak akan menjadi orang besar.
Jaka Tingkir selanjutnya memohon izin kepada ibundanya, Nyi Ageng Pengging (diperankan oleh Erna Sulistyawati Husein, red.) untuk mengabdi ke Kerajaan Demak Bintoro.
Selama mengabdi di Demak Bintoro, Jaka Tingkir mampu memperlihatkan kemampuannya yang luar biasa, sehingga Sultan Trenggono terkesan. Meskipun ada sedikit gesekan dengan Sultan Trenggono, Jaka Tingkir akhirnya menjadi menantu dari Raja Demak Bintoro itu.
Pergelaran ketoprak dengan lakon "Jaka Tingkir Suwito" itu pun diselingi dengan humor segar melalui penampilan Bakul Peso (Bupati Banyumas Achmad Husein) dan Tukang Cukur (Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono) bersama dua orang cantrik.
Pergelaran ketoprak dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-77 RRI atau Hari Radio Nasional itu, digelar di halaman LPP RRI Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Ahad malam, serta disiarkan secara langsung melalui Programa 1 RRI Purwokerto, kanal YouTube RRI Purwokerto, dan sejumlah kanal penyiaran lainnya.
Ketoprak dengan lakon "Jaka Tingkir Suwito" itu menampilkan sejumlah bintang tamu, antara lain Bupati Banyumas Achmad Husein beserta istri Erna Sulistyawati Husein, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, serta Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Tri Wuryaningsih.
Saat ditemui di sela pergelaran ketoprak, Kepala LPP RRI Purwokerto Budi Nugroho mengatakan, acara dengan nama Pagelaran Budaya itu diselenggarakan di seluruh stasiun RRI yang ada di berbagai wilayah Indonesia.
"Kebetulan kalau di Purwokerto, kami ambil program ketoprak karena sudah cukup lama pergelaran ketoprak ini absen dari siaran kami secara langsung," katanya.
Menurut dia, tujuan dari pergelaran ketoprak tersebut adalah sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan karena budaya itu merupakan identitas.
"Jadi kalau kita lupa atau kita tinggalkan kebudayaan kita, kita seperti lupa dengan pakaian kita sendiri," ujarnya.
Terkait dengan hal itu, Budi mengatakan pihaknya ingin mengingatkan kembali kepada masyarakat khususnya pendengar RRI Purwokerto bahwa salah satu wujud dari kebudayaan adalah kesenian dan seni ketoprak merupakan salah satu yang digemari masyarakat di kawasan Banyumas.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengangkat seni ketoprak dalam rangkaian kegiatan Hari Radio Nasional di RRI Purwokerto.
"Ya tentu kami sebagai lembaga penyiaran publik ingin melayani masyarakat sebaik mungkin dengan memberikan informasi yang akurat, kemudian hiburan yang menyehatkan bagi masyarakat pendengar kita, juga bagi masyarakat umumnya bukan hanya yang mendengarkan RRI saja," kata Budi.
Dalam kesempatan terpisah, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, ketoprak merupakan kesenian asli Indonesia yang berasal dari Jawa.
Menurut dia, kesenian ketoprak sebetulnya sangat inspiratif karena cerita-ceritanya menggugah jiwa patriotisme, mendidik, dan menghibur karena ada humornya atau lawakannya
"Itu (ketoprak, red.) harusnya hidup tapi kenapa anak-anak muda enggak suka ini. Makanya kemudian kita coba apakah mereka (pemain ketoprak, red.) bisa bermain untuk menyesuaikan dengan selera anak muda," katanya.
Lebih lanjut, Bupati mengaku dalam pergelaran ketoprak itu ia berperan sebagai Bakul Peso (penjual pisau, red.) yang mudah, karena dialog peran lainnya susah untuk dihafalkan. "Bakul Peso kan gampang," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono yang berperan sebagai Tukang Cukur mengharapkan kesenian ketoprak dapat dilestarikan.
"Ya diuri-urilah," kata dia yang juga Ketua Dewan Kesenian Banyumas.
Pergelaran ketoprak dengan durasi sekitar 2 jam itu mengisahkan seorang pemuda dari Desa Tingkir, yakni Mas Karebet yang selanjutnya dikenal dengan nama Jaka Tingkir bermimpi kejatuhan bulan.
Oleh sesepuh desa setempat mimpi tersebut ditafsirkan bahwa Jaka Tingkir kelak akan menjadi orang besar.
Jaka Tingkir selanjutnya memohon izin kepada ibundanya, Nyi Ageng Pengging (diperankan oleh Erna Sulistyawati Husein, red.) untuk mengabdi ke Kerajaan Demak Bintoro.
Selama mengabdi di Demak Bintoro, Jaka Tingkir mampu memperlihatkan kemampuannya yang luar biasa, sehingga Sultan Trenggono terkesan. Meskipun ada sedikit gesekan dengan Sultan Trenggono, Jaka Tingkir akhirnya menjadi menantu dari Raja Demak Bintoro itu.
Pergelaran ketoprak dengan lakon "Jaka Tingkir Suwito" itu pun diselingi dengan humor segar melalui penampilan Bakul Peso (Bupati Banyumas Achmad Husein) dan Tukang Cukur (Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono) bersama dua orang cantrik.