Batang (ANTARA) - Perayaan Lebaran diperkirakan tinggal dua hari lagi atau pada 2-3 Mei 2022 karena saat ini masih menunggu keputusan isbat 1 Syawal 1443 Hijriah oleh Kementerian Agama.
Bagi masyarakat di perantauan, terutama warga Jawa Tengah yang merantau di sejumlah kota besar, seperti Jakarta, Bekasi, maupun Bogor, mudik Lebaran sangat dinantikan agar bisa bertemu dengan sanak keluarga di kampung halaman, setelah dua tahun terakhir hanya bisa dilakukan melalui "mudik virtual".
Warga perantauan yang selama dua tahun terakhir ini tidak bisa merayakan Idul Fitri di kampung halaman itu, tahun ini menyambut mudik dengan sukacita, setelah pemerintah melonggarkan aktivitas masyarakat seiring dengan tren kasus penularan COVID-19 yang terus melandai.
Dalam tradisi mudik Lebaran itu, masyarakat berhalalbihalal dengan orang tua, sesepuh, saudara, kawan, dan tetangga di kampung halaman, atau ziarah ke makam leluhur.
Keinginan dan harapan para pemudik untuk bernostalgia, merasakan kembali kesegaran menghirup udara lingkungan alam desanya, berhalabihalal dengan orang tua, sanak keluarga, tetangga, dan mendoakan leluhurnya ke makam, maupun bertemu rekan di desanya juga bisa dilakukan.
Kebijakan pemerintah yang menetapkan masa cuti bersama dan libur hari besar nasional selama 10 hari yaitu mulai 29 April hingga 8 Mei 2022 akan menambah perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah bertambah semarak.
Bagi warga yang berada di perantauan, seperti di Jakarta, Bogor, Bekasi, maupun dari Sumatera, berinisiatif mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan maupun kecelakaan di jalan tol atau memilih jalur pantura.
Iring-iringan kendaraan berpelat nomor polisi B, D, T, F, maupun sejumlah mobil berpelat polisi dari Sumatera sudah memadati jalur Tol Batang-Semarang maupun arteri sejak sepekan sebelum Lebaran.
Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 28-30 April 2020, sedangkan puncak arus balik pada 8 Mei 2022. Namun, kondisi arus mudik yang semula diperkirakan menimbulkan kemacetan di jalur Tol Batang-Semarang, terutama di Tol Kalikangkung maupun Pejagan itu, masih terpantau lancar dan aman.
Kementerian Perhubungan memperkirakan sekitar 85 juta orang mudik Lebaran tahun ini dengan tujuan terbanyak ke Jawa Tengah 21,3 juta orang (26,8 persen) dari berbagai provinsi, terutama Jawa Timur dan Jabodetabek. Potensi besar lainnya dalam pergerakan masyarakat untuk mudik ke Jawa Timur dan Jawa Barat.
Penggunaan kendaraan pribadi mendominasi masyarakat untuk mudik ketimbang moda transportasi massal. Mereka antara lain menggunakan mobil pribadi sekitar 22,9 juta orang, sepeda motor 16,9 juta orang, sedangkan bus 14,1 juta orang, pesawat 8,9 juta orang, kereta api 7,6 juta orang, mobil travel 4,5 juta orang, dan kapal laut 1,4 juta orang.
Jika pun terjadi kepadatan arus mudik hanya berada di Tol Cipali dan Cikampek sehingga pemudik mengalami keterlambatan sampai di tempat tujuan.
Seperti halnya disampaikan seorang pemudik yang sempat beristirahat di area istirahat Tol Batang-Semarang KM 379 A Irwanto yang mengaku dirinya bersama keluarganya mudik lebih awal sebagai upaya menghindari kemacetan di jalan.
"Pada Lebaran sebelum ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), kami berangkat dari Tangerang pukul 17.00 WIB dan bisa sampai tempat tujuan ke Madiun, pukul sekitar 04.00 WIB. Namun, hingga pukul 13.00 WIB, kami baru sampai di KM 379 karena sempat macet di pintu masuk tol Jakarta dan Cipali," kata pemudik asal Madiun Irwanto (48) saat sedang beristirahat di Rest Area KM 379A, Kamis (27/4).
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan di jalan raya, para pemudik lebih memilih beristirahat di sejumlah tempat istirahat beberapa saat sebelum mereka melanjutkan perjalanan mudik ke kampung halamannya masing-masing.
Keinginan yang begitu kuat bisa berlebaran sampai ke kampung halamannya tidak menyurutkan para pemudik perantauan melakukan pengecekan kondisi kesehatan di pos pelayanan yang disiapkan oleh pemerintah daerah maupun mengecek kondisi kendaraan agar tidak mogok di jalan.
Satu arah
Untuk menghindari euforia pemudik yang berada di perantauan, Kepolisian Daerah Jawa Tengah telah menyiapkan sejumlah skema rekayasa lalu lintas dalam rangka mengantisipasi kepadatan kendaraan selama masa arus mudik Lebaran.
Kepolisian Daerah Jawa Tengah menyiagakan tim urai yang bertugas mencegah kemacetan di jalur Tol Transjawa, jalur pantura, dan jalur selatan saat arus mudik Lebaran 2022.
Polda juga memerintahkan jajaran polres di wilayah pantura maupun selatan agar menyiapkan tim urai untuk mengatasi kemungkinan terjadi kemacetan di wilayah masing-masing, serta mengaktifkan seluruh pos pengamanan untuk mengantisipasi kemacetan yang bisa terjadi di jalur pantura.
Demikian pula, dengan diterapkan aturan satu arah di jalur Tol Transjawa yang mulai diberlakukan 28 April 2022, banyak membantu mengatasi kepadatan arus mudik, terutama di Tol Kalikangkung, Semarang maupun jalur Tol Pejagan.
Pemberlakuan satu arah di jalur Tol Batang-Semarang dinilai sangat efektif karena sebelum ada jalur tol kepadatan arus lalu lintas di jalur Pantura berpotensi menimbulkan kemacetan dan tren angka kecelakaan.
Kemacetan arus mudik yang semula diperkirakan terjadi di Tol Kalikangkung yang akan berimbas hingga Tol Kendal hingga Kabupaten Batang tidak terjadi.
Kapolda Jateng Irjen Ahmad Lutfhi memastikan pihaknya mengaktifkan seluruh pos pengamanan untuk mengantisipasi kemacetan yang bisa terjadi di jalur pantura.
"Jalur pantura disiapkan untuk pengalihan arus, mulai Polres Kendal, Batang, Pekalongan Kota, Pemalang, dan Tegal. Semua langkah ini kami lakukan untuk merekayasa arus mudik yang melewati jalur pantura dapat nyaman dan lancar," katanya.
Patuhi prokes
Meski pemerintah telah memberikan kelonggaran aktivitas mudik Lebaran, masyarakat diminta tetap mematuhi protokol kesehatan agar tidak menimbulkan kasus COVID-19 baru.
Demikian pula, untuk mendukung program pemerintah, Dinas Kesehatan Kabupaten Batang telah menyiapkan tujuh titik pelayanan kesehatan agar pemudik melakukan vaksinasi maupun pengecekan kondisi kesehatannya.
Bagaimanapun, saat ini masyarakat masih berada dalam kondisi pandemi COVID-19 sehingga kewaspadaan masih tetap diperlukan dengan mematuhi protokol kesehatan, melengkapi diri dengan vaksinasi, dan tetap menghindari kerumunan.
Langkah kebijakan yang diambil pemerintah dalam upaya memberikan kelonggaran aktivitas ini agar masyarakat dapat merayakan tradisi Lebaran yang sempat tertahan dua tahun namun dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Pada masa mudik Lebaran 2022 ini, diharapkan masyarakat tidak melakukan perayaan secara berlebihan, disiplin berlalu lintas, dan tetap mematuhi protokol kesehatan agar tidak menimbulkan kasus COVID-19 maupun kasus yang lainnya.
Masyarakat menyambut Lebaran 2022 secara cerdas, antara lain mudik dengan menghindari kemacetan maupun kecelakaan di jalur tol dan jalur pantura.
Mereka memilih mudik lebih awal sebagaimana anjuran pemerintah, termasuk tetap memakai masker guna menghindari penularan COVID-19.
Baca juga: 99 napi Rutan Surakarta mendapat remisi khusus Idul Fitri 2022