Depok (ANTARA) - Yenny Wahid menanggapi heboh bantuan hibah Rp2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio yang hingga kini belum jelas pencairan dananya.
"Hal ini menunjukkan contoh bahwa kita semua mengalami krisis akal sehat dan suka kagetan," katanya.
"Meskipun kita percaya bahwa selalu ada malaikat dan keajaiban, peristiwa ini mengingatkan kita untuk selalu rasional dalam menghadapi apapun. Ojo kagetan," ujar dia, dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Putri kedua Presiden KH Abdurrahman Wahid itu meminta kita semua mengedepankan rasionalitas. "Akal sehat kita kedepankan. Orang semestinya curiga, kok bisa ada yang nyumbang dua triliun rupiah, benar apa tidak? Sehat mentalnya atau tidak? Jangan sampai satu negara ikut kebobolan. Covid-19 memang membuat kita nyaris putus asa, tapi jangan sampai kita kehilangan akal sehat," kata dia.
Menurut dia, penting sekali semua informasi tidak diterima bulat-bulat. "Perlu dilakukan verifikasi dulu sebelum dikeluarkan ke publik," katanya.
Geger keluarga Tio ini mengingatkan dia pada heboh Bruneigate yang menimpa Presiden Wahid. Ketika itu parlemen menekan keras. Setelah tim Kejaksaan Agung memverifikasi langsung pada Kesultanan Brunei, barulah akal sehat tegak kembali.
Ia meminta publik ojo kagetan (jangan mudah kaget) sehingga tidak mudah diombang-ambingkan kabar dan informasi.
Juga para abdi negara dan abdi masyarakat hendaknya kedepankan rasionalitas sebelum menyebar kabar dan megeluarkan pernyataan ke publik.
Ia ingat, dulu geger Menteri Luar Negeri (saat itu) Adam Malik menerima resmi ibu hamil yang melapor tentang bayi dalam kandungannya bisa bicara. Aparat yang tidak kedepankan rasio meloloskan penipu diterima menteri utama kabinet. "Hilangnya sense of rasionality," kata dia.
Cut Zahara Fona nama ibu hamil yg mengaku bayi dalam kandungannya bisa bicara dan diterima Malik di kediaman resmi. Sang menteri mendengarkan 'bayi bicara'. Lalu heboh pers memberitakan dan publik geger. Belakangan Cut Zahara ketahuan bohong, ternyata "suara bayi dari dalam perut" itu adalah suara perekam yg disembunyikan di perut.
Sekali lagi dia meminta semua pihak selalu rasional. "Memang Pandemi Covid-19 ini membuat kita semua nyaris putus asa. Tapi jangan sampai kita kehilangan akal sehat. Mari kita berbuat sebisa kita membantu sesama dalam keadaan serba sulit saat ini," kata dia.
Berita Terkait
FPTI bersiap untuk dua hajat besar pada 2025
Rabu, 11 September 2024 8:21 Wib
Yenny Wahid: Panjat tebing semakin diminati masyarakat
Rabu, 11 September 2024 8:21 Wib
FPTI dorong empat daerah bikin fasilitas panjat tebing internasional
Selasa, 10 September 2024 8:29 Wib
Yenny Wahid: PON ajang cari bibit atlet potensial
Selasa, 10 September 2024 8:25 Wib
Yenny Wahid: Atlet panjat tebing di PON XXI meningkat
Minggu, 8 September 2024 6:37 Wib
Yenny Wahid: Satu abad NU harus relevan dengan perkembangan zaman
Senin, 16 Januari 2023 10:26 Wib
Yenny Wahid sowan ke Gibran Rakabuming
Senin, 14 November 2022 14:51 Wib
Yenny Wahid: Masjid Raya Sheikh Zayed Solo mirip aslinya di Abu Dhabi UEA
Senin, 14 November 2022 13:23 Wib