Solo (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Surakarta menyatakan generasi Z sejauh ini mendominasi jumlah penduduk di daerah itu sehingga ke depan bisa menjadi bonus demografi yang harus memperoleh perhatian dari pemerintah.
Kepala BPS Kota Surakarta Totok Tavirijanto di Solo, Sabtu, menyatakan jika dilihat dari kelompok umur banyak penduduk yang masih berusia muda, salah satunya kelompok "post" generasi Z yang umurnya kurang lebih tujuh tahun jumlahnya 11 persen.
Komposisi paling banyak yaitu generasi Z dengan usia 8-23 tahun yang jumlahnya mencapai 25 persen.
Ia mengatakan jika kedua kelompok tersebut digabung maka jumlahnya sudah mencapai 36 persen.
"Ke depannya akan banyak terkait dengan penyediaan pekerjaan, istilahnya bonus demografi. Saat ini levelnya anak sekolah jumlahnya banyak," katanya.
Baca juga: Perdagangan RI Desember 2020 surplus 2,1 miliar dolar AS
Ia mengatakan untuk generasi milenial, yaitu kelompok penduduk dengan usia 24-39 tahun, di Kota Solo jumlahnya 24 persen dan generasi X, yaitu rentang usia 40-55 tahun ada 23 persen.
"Di atas 55 tahun atau 'boomer' jumlahnya 17 persen," katanya.
Ia mengatakan angka tersebut terlihat dari hasil sensus penduduk yang dilaksanakan oleh BPS tahun lalu. Dari kegiatan SP itu pula, BPS mencatat bahwa Kota Solo merupakan kota terpadat di Provinsi Jawa Tengah. Meski demikian, dari 522.364 jiwa yang menempati kota dengan luas 46 kilometer persegi ini tidak semua ber-KTP Solo.
"Untuk yang ber-KTP Solo sekitar 95 persen, sedangkan lima persennya tidak ber-KTP Solo tetapi tinggal di Solo," katanya.
Ia mengatakan dari hasil sensus penduduk juga tergambar bahwa kawasan tengah di Kota Solo sudah mulai kosong penduduk karena lebih banyak digunakan sebagai pusat ekonomi dan sentra usaha.
"Penduduk mulai lari (berpindah, red.) ke (kawasan, red.) pinggir. Kalau bicara programnya Pak Wali (Wali Kota Surakarta, red.) kan sudah siapkan rumah susun sewa dan sebagainya, tetapi bagi yang uangnya cukup beli perumahan di Sukoharjo atau Karanganyar," katanya.
Mengenai ketidaksesuaian alamat KTP dengan tempat tinggal penduduk, menurut dia, perlu ada upaya penataan ulang.
"Ke depan ini harus dibenahi, harus diberikan solusi. Saat sensus penduduk lalu saya sempat 'ngobrol' dengan responden, ternyata di Solo ini banyak yang tidak mau melepas kependudukannya, katanya karena banyak kebijakan yang prorakyat, apa-apa mudah, termasuk penyaluran bantuan-bantuan. Selain itu terkait dengan zonasi, kalau dia ber-KTP Solo mau sekolah di Solo jauh lebih gampang," katanya.
Berita Terkait
Bupati Kudus ajak generasi muda teladani semangat RA Kartini
Minggu, 21 April 2024 19:35 Wib
GNesia fokus pada pengembangan potensi Generasi Z Solo
Senin, 8 April 2024 21:45 Wib
Wali Kota Magelang: Pendidikan karakter fondasi jati diri anak
Selasa, 2 April 2024 19:40 Wib
"Kita Tani Muda" dorong generasi muda jadi petani berdaya saing
Sabtu, 9 Maret 2024 8:25 Wib
Wali Kota Semarang ingin generasi muda paham sejarah kotanya
Kamis, 7 Maret 2024 8:42 Wib
Generasi Z jangan memilih pemimpin hanya karena jatuh cinta
Senin, 5 Februari 2024 13:31 Wib
Plt Rektor UNS : Generasi muda pagar depan perubahan
Minggu, 28 Januari 2024 7:01 Wib
TKD Prabowo-Gibran sasar 53 persen generasi muda Jateng
Jumat, 19 Januari 2024 13:01 Wib