"Bukan karena apa-apa atau gimana, mengungsi ke hotel itu karena anak-anak sudah rewel sudah kepanasan," kata Nina di Jakarta, Selasa.
Nina berpikir kenyamanan dua buah hatinya menjadi prioritas utama, apalagi anaknya yang pertama baru berusia tiga tahun dan yang kedua masih enam bulan.
Baca juga: PLN: Seluruh sistem kelistrikan normal kembali
Saat mencari hotel untuk menginap sementara sampai pemadaman berakhir ternyata tidak mudah, Nina beserta suami dan anaknya ternyata harus berkeliling ke beberapa hotel.
Hal itu karena panjangnya antrean reservasi akibat banyak orang yang juga melakukan hal serupa, mencari tempat menginap sementara akibat pemadaman listrik.
"Orang-orang pada lagi ngumpul gantian check-in sambil menelpon ke rumah masing-masing apakah listrik sudah menyala. Ada juga ibu-ibu yang ke hotel untuk menyelamatkan ASI untuk ditaruh di kulkas. Aku nyari dan baru dapat di hotel yang ketiga," ucapnya.
Pada Minggu 4 Agustus 2019, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, serta Bekasi (Jabodetabek), Banten dan Jawa Barat, mengalami mati listrik massal (blackout).
Dari Minggu PLN melakukan upaya pemulihan, dan masyarakat Jakarta, sekitarnya, sampai Senin, masih harus menerima pemadaman bergilir untuk menyeimbangkan beban pasokan listrik.
PLN mengungkapkan awal mula terjadinya pemadaman listrik serentak di Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten akibat gangguan pada transmisi di Ungaran-Pemalang.
Baca juga: PLN beri kompensasi Rp839 miliar untuk 21,9 juta pelanggan
Baca juga: Kapolda Jateng: Penyebab listrik padam masih diselidiki
Baca juga: BMKG sebut gempa Banten tidak picu listrik padam