Karanganyar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, menutup puluhan warung makan berbahan baku daging anjing mulai Jumat (28/6).
"Memang berat, ini tidak mudah dilakukan. Meski demikian, mau tidak mau saya berharap bisa mendampingi para pedagang saat mereka berganti usaha," kata Bupati Karanganyar Juliyatmono usai menemui 37 pedagang daging anjing di Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Kamis.
Ia mengatakan nantinya masing-masing pemilik warung akan diberi uang ganti sebesar Rp5 juta untuk kemudian dapat digunakan sebagai modal agar berganti pekerjaan atau mendirikan usaha yang lain.
"Secara pribadi, kami akan sentuh mereka secara pribadi agar bisa sukses lagi dari pekerjaan yang sekarang. Bagaimanapun juga, warung mereka ini kan tidak higienis karena barang yang dijual juga tidak lazim," katanya.
Ia mengatakan, sebagai bentuk pendampingan pemerintah, selama kurun waktu enam bulan ke depan pemerintah akan memberikan bantuan beras kepada pedagang.
"Bagi yang anaknya kuliah atau sekolah, untuk sementara sampai para pedagang ini bisa mandiri, kebutuhan sekolah anak-anak akan ditanggung oleh pemerintah," katanya.
Baca juga: Aktivis minta Pemkot Surakarta bersikap soal perdagangan daging anjing
Untuk memastikan kondisi para pedagang, dalam waktu dekat ini pihaknya akan mengutus petugas agar mendatangi rumah masing-masing pedagang untuk selanjutnya menghitung kebutuhan apa saja dari setiap pedagang.
"Pada prinsipnya saya hanya ingin mengubah profesi para pedagang ini. Meski demikian, silahkan kalau tetap mau jualan daging anjing tetapi jangan di wilayah saya," katanya.
Terkait dengan keputusan tersebut, dikatakannya, sejauh ini pemerintah belum akan mengaturnya dalam perda. Meski demikian, keputusan tersebut mengacu pada perlindungan satwa.
"Apalagi selama ini kan dalam mendirikan usaha mereka juga tidak ada izin. Para prinsipnya kami hanya berkomitmen menjaga kebersihan dan generasi ke depan," katanya.
Mengenai anggaran yang digunakan sebagai penggantian modal para pedagang, dikatakannya, Pemkab Karanganyar memiliki anggaran yang sifatnya sosial.
"Ada juga pendampingan dari dinas terkait dan Baznas. Kami nantinya juga mengecek di lapangan, apakah dia benar-benar pernah membuka usaha daging anjing atau tidak," katanya.
Salah satu pedagang, Pino (78) mengatakan, meski berat akan tetap mematuhi aturan bupati.
"Dulu saya sempat jual sate ayam, tetapi sejak beberapa tahun lalu pindah jualan daging anjing ini, lebih laku karena kan buat obat," katanya.
Dari modal Rp750.000 per ekor anjing, dia bisa mengantongi keuntungan kotor hingga Rp2 juta.
Berita Terkait
Pemkab Kudus luncurkan indeks penyelenggaraan pemerintah desa
Selasa, 17 Desember 2024 17:45 Wib
Pemkab Kudus pastikan stok elpiji jelang Natal cukup
Senin, 16 Desember 2024 10:33 Wib
Pemkab: Festival teater pelajar ajang membangun kecerdasan emosional
Senin, 16 Desember 2024 7:57 Wib
Pemkab Temanggung pantau stok - harga sembako jelang Nataru
Sabtu, 14 Desember 2024 20:14 Wib
Sebanyak 115 sekolah rusak di Kudus selesai diperbaiki
Jumat, 13 Desember 2024 19:03 Wib
Jurus jitu Pemkab Kudus gaet investasi
Jumat, 13 Desember 2024 15:43 Wib
Penerimaan pajak daerah di Kudus capai 98,57 persen
Jumat, 13 Desember 2024 7:45 Wib
Swasta bantu perbaikan 100 rumah di Kabupaten Kudus menjadi layak huni
Kamis, 12 Desember 2024 16:44 Wib