300 hektare tanaman padi di Banyumas kekeringan
Purwokerto (ANTARA) - Lebih dari 300 hektare lahan tanaman padi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dilaporkan mengalami kekeringan pada awal musim kemarau, kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Banyumas Widarso.
"Berdasarkan laporan yang kami terima, tanaman padi yang kekeringan tersebut merupakan sawah tadah hujan yang tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Jatilawang, Lumbir, dan Purwojati," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Dia memastikan rencana pengeringan sejumlah saluran irigasi di Kabupaten Banyumas tidak berdampak signifikan terhadap tanaman padi karena sebagian besar sudah berusia lebih dari satu bulan setelah tanam.
Selain itu, kata dia, area persawahan di daerah irigasi (DI) yang salurannya akan dikeringkan telah selesai tanam.
"Saat ini memang ada beberapa area persawahan yang akan segera tanam, tapi sawah-sawah itu berada di daerah sabuk Gunung Slamet sehingga airnya selalu tersedia," katanya.
Baca juga: 360 desa bakal alami kekeringan, BPBD Jateng sudah antisipasi sejak dini
Terkait dengan rencana pengeringan saluran irigasi, Widarso mengatakan hal itu akan dilakukan di DI Serayu, DI Tajum, DI Banjaran, dan beberapa daerah irigasi lainnya.
Menurut dia, pengeringan tersebut dilakukan untuk kegiatan perawatan dan perbaikan saluran irigasi.
"Pengeringan yang paling lama dilakukan di DI Serayu, yakni pada tanggal 1 Juli hingga 15 September 2019 karena akan ada perbaikan skala besar. Kalau di daerah irigasi lainnya tidak terlalu lama, rata-rata sekitar satu bulan," katanya.
Ia mengatakan luasan area persawahan di Kabupaten Banyumas yang mengandalkan air dari DI Serayu hanya sekitar 3.000 hektare. "Yang paling banyak di Kabupaten Cilacap karena mencapai 19.000 hektare," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, petugas Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman (LPHPT) Banyumas Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Aries Pratomo mengatakan berdasarkan data LPHPT Banyumas, luasan tanaman padi di Kabupaten Banyumas yang mengalami kekeringan sejak pertengahan bulan Mei hingga Juni tercatat 664 hektare, sedangkan di Kabupaten Cilacap seluas 250 hektare.
"Tanaman padi yang kekeringan ini mulai menguning karena kurang suplai air. Kalau di Kabupaten Purbalingga dan Banjarnegara hingga saat ini belum ada laporan terkait dengan sawah yang kekeringan," katanya saat mengecek tanaman padi yang mengalami kekeringan di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Banyumas.
Menurut dia, pihaknya akan melaporkan dampak kekeringan tersebut dan mengusulkan bantuan pompa air, penggantian bibit tanaman bagi yang puso, dan sebagainya.
Terkait dengan luasan area persawahan di wilayah eks Keresidenan Banyumas, dia mengatakan luas sawah di Kabupaten Cilacap sekitar 60.000 hektare, Banyumas 30.000 hektare, Purbalingga 18.000 hektare, dan Banjarnegara 18.000 hektare.
Baca juga: PDAM Banyumas siagakan mobil tanki, antisipasi kekeringan
"Berdasarkan laporan yang kami terima, tanaman padi yang kekeringan tersebut merupakan sawah tadah hujan yang tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Jatilawang, Lumbir, dan Purwojati," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Dia memastikan rencana pengeringan sejumlah saluran irigasi di Kabupaten Banyumas tidak berdampak signifikan terhadap tanaman padi karena sebagian besar sudah berusia lebih dari satu bulan setelah tanam.
Selain itu, kata dia, area persawahan di daerah irigasi (DI) yang salurannya akan dikeringkan telah selesai tanam.
"Saat ini memang ada beberapa area persawahan yang akan segera tanam, tapi sawah-sawah itu berada di daerah sabuk Gunung Slamet sehingga airnya selalu tersedia," katanya.
Baca juga: 360 desa bakal alami kekeringan, BPBD Jateng sudah antisipasi sejak dini
Terkait dengan rencana pengeringan saluran irigasi, Widarso mengatakan hal itu akan dilakukan di DI Serayu, DI Tajum, DI Banjaran, dan beberapa daerah irigasi lainnya.
Menurut dia, pengeringan tersebut dilakukan untuk kegiatan perawatan dan perbaikan saluran irigasi.
"Pengeringan yang paling lama dilakukan di DI Serayu, yakni pada tanggal 1 Juli hingga 15 September 2019 karena akan ada perbaikan skala besar. Kalau di daerah irigasi lainnya tidak terlalu lama, rata-rata sekitar satu bulan," katanya.
Ia mengatakan luasan area persawahan di Kabupaten Banyumas yang mengandalkan air dari DI Serayu hanya sekitar 3.000 hektare. "Yang paling banyak di Kabupaten Cilacap karena mencapai 19.000 hektare," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, petugas Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman (LPHPT) Banyumas Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Aries Pratomo mengatakan berdasarkan data LPHPT Banyumas, luasan tanaman padi di Kabupaten Banyumas yang mengalami kekeringan sejak pertengahan bulan Mei hingga Juni tercatat 664 hektare, sedangkan di Kabupaten Cilacap seluas 250 hektare.
"Tanaman padi yang kekeringan ini mulai menguning karena kurang suplai air. Kalau di Kabupaten Purbalingga dan Banjarnegara hingga saat ini belum ada laporan terkait dengan sawah yang kekeringan," katanya saat mengecek tanaman padi yang mengalami kekeringan di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Banyumas.
Menurut dia, pihaknya akan melaporkan dampak kekeringan tersebut dan mengusulkan bantuan pompa air, penggantian bibit tanaman bagi yang puso, dan sebagainya.
Terkait dengan luasan area persawahan di wilayah eks Keresidenan Banyumas, dia mengatakan luas sawah di Kabupaten Cilacap sekitar 60.000 hektare, Banyumas 30.000 hektare, Purbalingga 18.000 hektare, dan Banjarnegara 18.000 hektare.
Baca juga: PDAM Banyumas siagakan mobil tanki, antisipasi kekeringan