Jakarta, ANTARA JATENG - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan siapa pun tidak
boleh memanfaatkan guru untuk kepentingan politik perseorangan atau
golongan tertentu.
"Saat ini kami tengah berjuang agar kedaulatan
guru dikembalikan. Tidak boleh lagi guru dijadikan objek apa pun oleh
siapa pun," kata Unifah melalui pesan singkat diterima di Jakarta,
Jumat.
Unifah mengatakan profesi guru harus dikembalikan posisinya sebagai
penggerak perubahan dan penentu masa depan bangsa. Tugas guru adalah
membangkitkan jiwa setiap anak didik agar terpacu untuk maju, percaya
diri, bercita-cita besar, bangga dan cinta akan bangsa untuk kemajuan
diri dan Indonesia.
"PGRI akan terus berjuang untuk memuliakan dan menempatkan guru
sesuai dengan kedudukannya. Kawan-kawan guru jangan minder. Guru adalah
profesi yang keren. Banggalah sebagai guru," tuturnya.
Menurut Unifah, PGRI akan terus berjuang menegakkan kemuliaan
profesi guru. Dia yakin tidak akan ada kesulitan bila para guru kukuh
dan bersatu.
"Mari kita jaga PGRI sebagai kekuatan moral intelektual yang
mengabdi untuk kepentingan terbaik anggota, anak didik terlebih bangsa
kita," serunya kepada para guru.
Memasuki November, Unifah menyebutnya sebagai bulan para guru, dia
berharap para guru merayakan dengan berbagai aktivitas yang penuh
kegembiraan dan dapat memajukan profesi guru. Menurut dia, guru berhak
merasa gembira pada hari jadinya.
"Betapa bahagia melihat wajah-wajah tulus para guru bergembira
bersama dengan menganak baju batik seragam PGRI Kusuma Bangsa," katanya.
PGRI akan merayakan hari jadinya yang ke-72 pada 25 November 2017. Hari jadi PGRI biasanya dirayakan sebagai hari guru.