Semarang, ANTARA JATENG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah memasang secara bertahap alat peringatan dini bencana alam di sejumlah titik yang dianggap rawan guna mengurangi risiko bencana.
"Tahun lalu kami memasang lima unit EWS (early warning system), secara bertahap terus kami lakukan," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah Sarwa Pramana di Semarang, Selasa.
Pemasangan alat EWS dilakukan BPBD Jateng di lima kabupaten, yakni Karanganyar, Purworejo, Kebumen, Cilacap, dan Kabupaten Banyumas.
Kendati demikian, ia mengakui jika pemasangan alat EWS tersebut masih sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah desa dan kecamatan di Provinsi Jateng yang terdampak banjir serta tanah longsor.
"Itukan (jumlah alat EWS yang dipasang) masih sangat sedikit, baru nol koma nol sekian persen," ujarnya.
Kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah mendorong pemerintah provinsi setempat melakukan berbagai inovasi untuk pembuatan alat EWS secara mandiri.
"Pemerintah perlu melakukan hal itu karena sejumlah wilayah di Jateng rawan terjadi berbagai bencana alam," kata Sekretaris Komisi E DPRD Jateng Hasan Asyari.
Menurut dia, pemerintah bisa melibatkan civitas akademika untuk bersama mengembangkan alat tersebut karena banyak potensi peneliti-peneliti yang dapat didorong untuk berkarya demi kepentingan masyarakat.
"Dengan melibatkan mereka, kami yakin alat peringatan bencana yang tepat guna, terjangkau, dan murah itu bisa dibuat," ujarnya.
DPRD Provinsi Jateng juga mendorong pengembangan dan pelestarian kearifan lokal guna mengantisipasi bencana yang telah turun temurun di masyarakat yaitu ilmu mengetahui bencana dengan melihat tanda-tanda alam.

