Kupang, ANTARA Jateng - Pengamat Pertanian Universitas Nusa Cendana
(Undana) Kupang Dr Ir Leta Rafael Levis mengatakan hujan yang mengguyur
Kota Kupang pada Senin siang merupakan dampak dari penguapan dan Osilasi
Madden Julian (OMJ).
"Osilasi Madden Julian itu merupakan gelombang yang terjadi pada
lapisan atmosfer di kawasan tropis dengan durasi 30 sampai dengan 90
hari dan akan bergerak ke arah Timur dengan kecepatan rata-rata lima
meter per detik," katanya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin,
terkait hujan lokal yang terjadi dalam Kota Kupang dan sekitarnya.
OMJ,
lanjut Leta Levis, biasanya ditandai adanya awan-awan berskala super
yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia. Daratan pertama yang
disentuh oleh osilasi di Indonesia adalah Sumatera lalu menuju kawasan
Timur termasuk NTT.
"Buktinya pada Minggu (24/9) petang kemarin, di Pulau Lembata di
ujung timur Pulau Flores itu juga terjadi hujan ringan karena dataran
tersebut juga mengalami dampak OMJ," katanya.
Dosen pada Fakultas Pertanian Undana Kupang itu menjelaskan, awal
terbentuknya fenomena ini berasal dari Samudera bagian Barat (Afrika)
dan akan menghilang di sekitar kawasan tersebut setelah mengelilingi
dunia di sepanjang garis equator.
Ketua Penyuluh Pertanian NTT itu mengatakan, fenomena ini
berlangsung sejak 14 September 2017, ditandai dengan Indonesia dilalui
oleh pergerakan awan berskala besar dari Samudera Hindia.
Namun dari 18 September fenomena OMJ ini sudah melemah dengan indeks
kurang dari satu sehingga tekanan rendah masih terjadi di Indonesia
terutama di sekitar Sumatera dan Samudera Hindia.
Ia mengatakan, dengan adanya tekanan rendah terbentuk di Sumatera
dan lautan sekitarnya, maka awan-awan hujan banyak terbentuk kondisi ini
berpotensi terjadi hujan-hujan lebat di kawasan tersebut.
Menurut dia, saat ini posisi OMJ masih di atas Indonesia, yakni
berada pada fase keempat dengan intensitas lemah, namun kondisi hujan
seperti sekarang bisa saja berlangsung hingga 28 September 2017.
BMKG setempat sebelumnya memprediksi hujan dan mendung akan terjadi
di beberapa daerah di NTT, meskipun tidak mengindikasikan NTT telah
memasuki musim hujan.
"Ini hanya karena suhu muka laut (SST) yang tinggi kisaran 29-30
derajat celcius yang berarti ada potensi penguapan (penambahan masa uap
air) di Laut Timor, Laut Flores, Laut Sawu," kata Kepala Stasiun
Meteorologi El Tari Kupang Bambang Setiatji di Kupang.
Berita Terkait
Mengenal desa wayang di Klaten penyandang Kampung Berseri Astra
Rabu, 21 Agustus 2024 5:22 Wib
DJP Jateng 1 ajak ratusan siswa SMK 1 Semarang mengenal pajak
Minggu, 11 Agustus 2024 19:32 Wib
Mengenal Desa Angseri, Desa BRILiaN dengan tata kelola terbaik
Minggu, 28 Juli 2024 10:29 Wib
Mengenal Sukolilo Pati yang viral
Minggu, 16 Juni 2024 17:28 Wib
Mengenal lebih dekat Halal Center Unsoed Purwokerto
Selasa, 5 Maret 2024 15:44 Wib
Mengenal peralatan ramah lingkungan di Pabrik Rembang Semen Gresik
Selasa, 20 Februari 2024 20:15 Wib
Pelajar belajar mengenal pertanian hidroponik di Boyolali
Selasa, 20 Februari 2024 13:33 Wib
Mengenal Desa Mandiri Energi di lereng Merapi
Selasa, 31 Oktober 2023 9:21 Wib