Brussels, ANTARA JATENG - Twitter Inc menyatakan pengaturan internal mereka membantu membuang akun yang digunakan untuk "mempromosikan terorisme" lebih awal daripada permintaan pemerintah untuk menutup akun seperti itu.
Pemerintah Amerika Serikat dan Eropa menekan perusahaan media sosial termasuk Twitter, Facebook Inc dan Alpahabet Inc untuk berusaha lebih keras menghadapi radikalisasi di dunia maya.
Twitter, seperti dikutip dari Reuters, telah menghapus 299.649 akun yang mempromosikan terorisme pada semester pertama tahun ini, menurun 20 persen dibandingkan enam bulan sebelumnya.
Tiga perempat dari akun itu ditangguhkan sebelum mengunggah cuitan pertama.
Menurut Twitter, penangguhan akun berdasarkan permintaan pemerintah hanya berjumlah kurang dari 1 persen.
Perangkat internal milik Twitter menyumbang 95 persen dalam mengatasi konten radikal.
Twitter mengartikan "promosi terorisme" secara aktif menghasut atau mempromosikan kekerasan "yang terkait dengan organisasi teroris yang dikenal secara internasional".
(Baca juga: Twitter Night Mode tersedia versi desktop)