Purwokerto, ANTARA JATENG - Sejumlah mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto yang tergabung dalam Aliansi Soedirman Melawan, meminta pihak kampus untuk mengkaji ulang sistem Unsoed English Proficiency Test (UEPT) sebagai syarat wajib kelulusan bagi program sarjana.
"Kami meminta pihak kampus mengkaji ulang sistem Unsoed English Proficiency Test dan tidak menjadikan sistem UEPT tersebut sebagai syarat kelulusan," kata Koordinator Soedirman Melawan, Mahfud Syaifullah di Purwokerto, Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan di tengah aksi "Soedirman Melawan" yang dilakukan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
Mahfud mengatakan, hal tersebut mendorong mahasiswa untuk memprotes kebijakan tersebut.
Dia menjelaskan, selama ini mahasiswa ditarik biaya untuk mengikuti UEPT.
Padahal, Unsoed menganut sistem uang kuliah tunggal dimana seharusnya tidak ada penarikan lain di luar UKT.
Aliansi Soedirman Melawan, juga meminta pihak kampus untuk meninjau kembali standarisasi bahasa yang dilakukan oleh UEPT Bahasa Unsoed.
"Banyak mahasiswa yang harus mengulang tes sebanyak tiga kali, karena mahasiswa yang tidak memenuhi skor minimum diwajibkan mengulang tes," katanya.
Selain itu, dalam aksi tersebut juga mahasiswa mempertanyakan rencana Unsoed yang tengah merumuskan draf peraturan rektor tentang "Tata Laksana dan Organisasi Kemahasiswaan" serta "Tata Tertib dan Kode Etik Mahasiswa".
"Hal ini menjadi permasalahan karena mahasiswa merasa dirugikan dengan isi draf tersebut," katanya.
Draf tersebut dinilai membatasi mahasiswa dalam berorganisasi dan berkegiatan.
"Selain itu, banyak fasilitas kampus juga tidak di akomodasi dengan baik," katanya.
Untuk itu, mahasiswa meminta pihak universitas agar tidak memberlakukan draf peraturan rektor tersebut dan memberikan ruang musyawarah dan mufakat bersama mahasiswa.
"Peraturan tersebut dapat mencederai hak hak demokratis mahasiswa dalam berorganisasi," katanya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Rektorat belum memberi tanggapan resmi terkait tuntutan mahasiswa.
Namun informasi yang beredar, pihak Rektorat kemungkinan akan beraudiensi dengan mahasiswa pada hari Rabu (3/5).

