Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Damar Prasetyono mengemukakan ekonomi modern saat ini bukan semata-mata menyangkut produksi fisik melainkan bergerak pada narasi dan ide.
“Jika masyarakat hanya menjadi konsumen, maka ia akan menjadi objek pasar, bukan pelaku pembangunan. Karena itu, ekonomi kreatif adalah strategi untuk mendorong masyarakat mampu memproduksi dan memasarkan karya sendiri,” katanya dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Senin.
Ia mengatakan hal itu pada diskusi kelompok terpumpun bertema “Ruang Kolaboratif untuk Generasi Aktif dan Kreatif” di Aula Sanden Sport Center Kota Magelang yang mempertemukan pemerintah daerah dengan para pegiat ekonomi kreatif untuk membahas potensi, tantangan, serta arah pengembangan ekonomi kreatif di daerah setempat.
Menurut dia, tantangan ekonomi saat ini tidak lagi bertumpu pada sumber daya alam, melainkan penguasaan pola pikir, kreativitas, serta kemampuan membangun persepsi dan inovasi.
Kota Magelang, katanya, memiliki potensi ekonomi kreatif yang nyata, antara lain kuliner, fesyen, konten kreatif, wisata, dan penyelenggaraan kegiatan.
"Kita harus peka membaca potensi yang dapat dikembangkan, lalu linier dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai. SDM yang tidak memadai hanya bisa mengkritik tanpa data atau dasar," katanya.
Ia mencontohkan tentang potensi kuliner lokal yang didorong untuk naik kelas dari sekadar jajanan menjadi identitas kota, sedangkan fesyen perlu kolaborasi antara desainer muda, pelaku usaha, dan kegiatan kota guna menciptakan nilai tambah dan keberlanjutan.
Generasi muda, katanya, juga didorong menjadi pencipta konten kreatif yang tidak hanya bersifat hiburan, tetapi mampu mengendalikan persepsi dan mendukung promosi wisata serta aktivitas kota.
Dalam pengembangan wisata, ia menyebut, perlu menjual pengalaman dan cerita, bukan hanya lokasi.
“Pemerintah menyiapkan jalannya, komunitaslah yang berjalan,” katanya.
Ia juga menyebut forum diskusi itu sebagai bagian dari upaya menghadirkan Z-Hub, yakni ruang dialog dan kolaborasi bagi generasi muda dalam menguatkan ekosistem ekonomi kreatif daerah.
Hal itu, katanya, sesuai dengan metode heksahelix pada pola pembangunan Kota Magelang, di mana melibatkan enam sektor, yakni pemerintah, akademisi, pelaku usaha, media massa, masyarakat, dan hukum.
Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kota Magelang Kurry Yusuf menyatakan apresiasi atas dukungan pemkot terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif di daerah setempat.
“Pemerintah serius untuk menguatkan ekosistem industri kreatif ke depan. Kami juga mengapresiasi UPT Sanden Sport Center yang telah mendukung penuh fasilitas kegiatan ini,” ujarnya.
Ia berharap, hasil diskusi tersebut dapat ditindaklanjuti menjadi program dan kebijakan nyata yang berdampak positif bagi pelaku ekonomi kreatif.
Kepala Dispora Kota Magelang Imam Baehaqi mengharapkan melalui diskusi itu, aspirasi dan kebutuhan riil komunitas ekonomi kreatif dapat terhimpun sebagai dasar perumusan kebijakan yang lebih responsif.
"FGD (Focus Group Discussion) ini memberikan ruang kolaboratif untuk generasi aktif dan kreatif di Kota Magelang guna menciptakan sinergitas antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, masyarakat, media massa, pengusaha dan komunitas kreatif untuk pengembangan potensi Kota Magelang," katanya.

