Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menyediakan hunian sementara (huntara) bagi 66 keluarga korban pergerakan tanah di Desa Ketanda guna menjamin keselamatan warga sambil menunggu pembangunan hunian tetap (huntap).
"Kami sewakan rumah untuk huntara bagi warga terdampak selama enam bulan. Lokasinya di sekitar Desa Ketanda yang lebih aman, ada juga yang di luar desa," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas Andi Risdianto di Purwokerto, Banyumas, Senin.
Sebelumnya, sebagian besar warga Ketanda yang terdampak bencana tanah bergerak diungsikan ke balai desa setempat selama kurang lebih satu bulan karena kondisi rumah dinilai membahayakan keselamatan penghuni.
Ia mengatakan pemindahan warga dari lokasi pengungsian ke huntara dilakukan selama dua hari, yakni Sabtu (13/12) hingga Minggu (14/12), dengan melibatkan unsur pemerintah desa dan sukarelawan.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Banyumas menargetkan pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak dapat direalisasikan dalam kurun waktu enam bulan ke depan, seiring masa tinggal warga di huntara.
"Nantinya akan dibangun hunian tetap, semoga bisa terealisasi selama enam bulan ini. Kami masih berupaya mencari pendanaan," katanya.
Lebih lanjut, Andi mengatakan pergerakan tanah di lokasi kejadian hingga kini masih terus berlangsung dengan pola pergerakan yang lambat atau merayap.
"Masih ada pergerakan tanah, setiap hari ada pergerakan, pergerakannya merayap. Kejadiannya hampir berbarengan dengan longsor Majenang di Cilacap dan Pandanarum di Banjarnegara," katanya menjelaskan.
Andi mengatakan jumlah warga terdampak terus bertambah, yakni dari semula 21 rumah, kini meningkat menjadi 66 rumah yang tersebar di tiga RT di wilayah RW 01 Desa Ketanda.
Pergerakan tanah di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, terjadi pada Selasa (11/11) setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari berturut-turut.
Selain mengancam permukiman warga, peristiwa tersebut juga mengakibatkan kerusakan jalan lingkungan serta dua tempat ibadah di desa setempat.
Baca juga: PGRI Jateng salurkan bantuan penyintas longsor Banjarnegara

