Tiga kelompok seniman itu adalah Papermoon Puppet Theatre dari Yogyakarta, Kande dari Aceh dan Sanggar tari klasik Jawa dari keraton Mangkunegaran Solo, Soerya Soemirat. Mereka akan pentas di empat kota di Inggris yaitu Edinburgh, London, Glasgow dan Cardiff selama bulan Agustus hingga September masyarakat Inggris akan lebih mengenal Indonesia.
Melalui penampilan seni budaya dari Tanah Air, masyarakat Inggris diharapkan bisa lebih mengenal Indonesia yang selama ini umumnya hanya tahu tentang Bali, kata Dubes Hamzah Thayeb kepada Antara, Selasa (11/8) malam.
Dubes mengakui masih banyak masyarakat Inggris yang tidak mengenal Indonesia, meskipun PM Inggris David Cameron belum lama ini membawa para pengusaha setempat berkunjung ke Indonesia dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Asia untuk pertama kalinya setelah terpilih kembali untuk kedua kalinya.
Sementara itu Program Manajer UK and Indonesia British Council, Jane Showell mengatakan program "Menemukan Indonesia," merupakan bagian dari empat tahun Program antara Indonesia dan Inggris sebagai bagian dari komitmen kemitraan pada industri kreatif antara pemerintah Indonesia dan Inggris.
Dikatakannya acara Discover Indonesia juga menandai perayaan ulang tahun ke-70 kemerdekaan RI, mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Provinsi Aceh, Kedutaan Indonesia di Inggris dan Kedutaan Inggris di Indonesia.
Gagasan membawa Seni Indonesia ke Inggris berasal dari Indonesia Performing Arts Market (IPAM) tahun 2013 saat pemilik pusat seni dan CEO festival terkenal Inggris diundang ke Indonesia. Artis dan penyanyi Indonesia yang terpilih tampil di Edinburgh Skotlandia, Southbank Centre London dan puncaknya di Wales Millennium Centre, Cardiff.
Dr Sophie Ransby dari Southbank Gamelan London kepada Antara London menyatakan rasa kegembiraannya dengan akan tampilnya seniman dalam acara Discover Indonesia di London. "Rasanya saya sudah tidak sabar menyaksikan seniman Indonesia tampil dalam rangkaian Festival for the World di Soutbank Centre London," ucapnya.
Sophie Ransby belajar gamelan sejak tahun 1989 menyelesaikan Master dalam bidang komposisi mendapat beasiswa Darmasiswa Pemerintah RI Agustus 2000 dan belajar karawitan (musik gamelan) selama tiga tahun di STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia) di Surakarta, yang mengkhususkan diri dalam belajar kendhang, gender dan rebab.
Sejak kembali ke Inggris tahun 2003, Sophie mengajarkan gamelan untuk sejumlah organisasi termasuk Southbank dan menyelesaikan Ph.D di Etnomusikologi City University 2013 dengan tesis -- Munculnya Notasi di Surakarta, Jawa Tengah, dan Implikasi untuk Transmisi dari Gamelan sebagai Tradisi Lisan -- mengakui kehadiran seniman Indonesia di Southbank Centre memberikan arti yang besar bagi kelompok gamelan Southbank.