Atdikbud KBRI Kuala Lumpur kunjungi lokasi KKN Internasional Unsoed di Malaysia
Program KKN Internasional Unsoed di Malaysia tidak hanya meningkatkan kemampuan belajar anak-anak buruh migran
Purwokerto (ANTARA) - Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Kuala Lumpur Prof. Dr. Muhammad Firdaus melakukan kunjungan ke lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto di Sanggar Bimbingan (SB) Intan Baiduri, Selayang, Malaysia, Selasa (23/1).
Kedatangan Prof. Firdaus di SB Intan Baiduri disambut dua mahasiswa KKN Internasional Unsoed, yakni Soca Wulan Wahyadyatmika dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Widya Damalya Ismani dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB).
Dua mahasiswa tersebut menganggap kehadiran Atdikbud KBRI Kuala Lumpur itu sebagai momentum istimewa karena bisa bertemu langsung dengan Prof. Firdaus yang berkontribusi signifikan pada pembelajaran dan pengembangan diri mereka.
Selama kunjungan, Prof. Firdaus turut berinteraksi dengan siswa di SB Intan Baiduri, berbaur dengan mereka, mengajak mereka belajar membaca dan berhitung, serta memberikan bingkisan kepada siswa yang aktif.
Program KKN Internasional Unsoed telah berlangsung selama 16 hari di Malaysia dengan melibatkan 6 SB. Para mahasiswa akan melaksanakan pengabdian selama 29 hari di SB, serta fokus pada anak-anak buruh migran yang mengikuti pembelajaran nonformal di sana.
Baca juga: Keris Goes to Campus kembali digelar di Purwokerto
Anak-anak tersebut mengalami kesulitan mengakses pendidikan formal karena status dan dokumen orang tua mereka kurang lengkap. Soca Wulan Wahyadyatmika dan Widya Damalya Ismani terlibat aktif dalam program KKN Internasional Unsoed di SB Intan Baiduri.
Selain memberikan pembelajaran, kedua mahasiswa tersebut juga memperkenalkan wawasan kebangsaan dan budaya Indonesia. Kegiatan lain yang dilakukan mencakup konseling, pendidikan agama, dan budi pekerti.
Program KKN Internasional Unsoed di Malaysia tidak hanya meningkatkan kemampuan belajar anak-anak buruh migran, juga memainkan peran penting dalam memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan dan kebudayaan Indonesia kepada mereka.
Bagi mahasiswa, keterlibatan aktif dalam menganalisis serta memecahkan permasalahan di luar negeri tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat yang mereka bantu, juga bagi pengembangan kapasitas dan keterampilan pribadi mereka.
Baca juga: Mahasiswa Unsoed raih medali emas di kompetisi internasional IYMIA 2024
Baca juga: Sosiolog Unsoed apresiasi rencana Polri rekrut perwira dari penyandang disabilitas
Baca juga: Rektor Unsoed Purwokerto resmikan Gedung Pendidikan FMIPA
Kedatangan Prof. Firdaus di SB Intan Baiduri disambut dua mahasiswa KKN Internasional Unsoed, yakni Soca Wulan Wahyadyatmika dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Widya Damalya Ismani dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB).
Dua mahasiswa tersebut menganggap kehadiran Atdikbud KBRI Kuala Lumpur itu sebagai momentum istimewa karena bisa bertemu langsung dengan Prof. Firdaus yang berkontribusi signifikan pada pembelajaran dan pengembangan diri mereka.
Selama kunjungan, Prof. Firdaus turut berinteraksi dengan siswa di SB Intan Baiduri, berbaur dengan mereka, mengajak mereka belajar membaca dan berhitung, serta memberikan bingkisan kepada siswa yang aktif.
Program KKN Internasional Unsoed telah berlangsung selama 16 hari di Malaysia dengan melibatkan 6 SB. Para mahasiswa akan melaksanakan pengabdian selama 29 hari di SB, serta fokus pada anak-anak buruh migran yang mengikuti pembelajaran nonformal di sana.
Baca juga: Keris Goes to Campus kembali digelar di Purwokerto
Anak-anak tersebut mengalami kesulitan mengakses pendidikan formal karena status dan dokumen orang tua mereka kurang lengkap. Soca Wulan Wahyadyatmika dan Widya Damalya Ismani terlibat aktif dalam program KKN Internasional Unsoed di SB Intan Baiduri.
Selain memberikan pembelajaran, kedua mahasiswa tersebut juga memperkenalkan wawasan kebangsaan dan budaya Indonesia. Kegiatan lain yang dilakukan mencakup konseling, pendidikan agama, dan budi pekerti.
Program KKN Internasional Unsoed di Malaysia tidak hanya meningkatkan kemampuan belajar anak-anak buruh migran, juga memainkan peran penting dalam memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan dan kebudayaan Indonesia kepada mereka.
Bagi mahasiswa, keterlibatan aktif dalam menganalisis serta memecahkan permasalahan di luar negeri tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat yang mereka bantu, juga bagi pengembangan kapasitas dan keterampilan pribadi mereka.
Baca juga: Mahasiswa Unsoed raih medali emas di kompetisi internasional IYMIA 2024
Baca juga: Sosiolog Unsoed apresiasi rencana Polri rekrut perwira dari penyandang disabilitas
Baca juga: Rektor Unsoed Purwokerto resmikan Gedung Pendidikan FMIPA