Purwokerto (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto meraih prestasi gemilang dengan memperoleh medali emas dalam ajang Internasional Young Moslem Invention Award (IYMIA) 2024.
Tim yang terdiri atas Khairunnisa (Pendidikan Bahasa Inggris 2021), Hidayat Nur Wahid (Pendidikan Bahasa Indonesia 2020), Muhammad Farrel Ryandra Ardaffa (Agribisnis 2023), Mahila Asana (Agribisnis 2021), dan Zia Rahmawati (Fisika 2022) berhasil memenangkan medali emas pada kategori Social Science.
Khairunnisa menjelaskan bahwa timnya mempersembahkan konsep aplikasi model Penthahelix melalui tari lengger sebagai media untuk memperkenalkan mina padi. Karya mereka berjudul "Application of the Penta Helix Model using Lengger Dance as a Media for Developing Agricultural Potential Based on Local Wisdom of Minapadi Banyumas Culture".
Baca juga: Sosiolog Unsoed apresiasi rencana Polri rekrut perwira dari penyandang disabilitas
IYMIA merupakan kompetisi sains terapan yang diadakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA). Kategori yang dipertandingkan melibatkan bidang Social Science, Life Science, Engineering, Environmental Science, dan Innovation Science. Delegasi Unsoed berpartisipasi dalam kategori Social Science bersama 341 tim dari 14 negara, termasuk Indonesia, Romania, Malaysia, Thailand, Filipina, Kazakhstan, Turkey, Mexico, United Arab Emirates, Iran, Uzbekistan, India, Afrika Selatan, dan Singapura.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa mahasiswa Unsoed memiliki kemampuan untuk bersaing secara internasional, memberikan inspirasi bagi mahasiswa lain untuk meraih prestasi di tingkat global.
Penjurian kompetisi yang dilaksanakan secara daring berlangsung pada 11 Januari 2024 melalui Zoom Meeting, sementara pengumuman hasil (Awarding) disampaikan pada 13 Januari 2024. Prestasi ini menjadi bukti konkret bahwa Unsoed terus mendorong mahasiswanya untuk tampil sebagai pesaing handal di panggung internasional.
Baca juga: Rektor Unsoed Purwokerto resmikan Gedung Pendidikan FMIPA
Baca juga: Akademisi: Para capres kurang soroti hubungan internasional saat debat