Purwokerto (ANTARA) - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali mencetak sejarah dengan dikukuhkannya Prof Dr Ir Norman Arie Prayogo, SPi MHSi. sebagai salah satu dari 30 guru besar yang dilantik pada bulan Februari 2025, tepatnya pada tanggal 18 Februari 2024.
Norman, yang kini menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsoed, menjadi profesor termuda dalam sejarah universitas tersebut.
Perjalanan akademik yang gemilang
Lahir di Banyumas pada 7 September 1982, Pria lulusan SMU Negeri 1 Purwokerto ini diterima di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsoed melalui jalur UMPTN Pada tahun 2000.
Sebagai mahasiswa, Norman dikenal aktif dalam berbagai organisasi serta mendirikan Himpunan Mahasiswa Perikanan (HMP). Ia meraih gelar Sarjana Perikanan pada Desember 2004 dan melanjutkan pendidikan magister di Universitas Jenderal Soedirman, lulus dengan predikat cum laude pada 2008.
Dunia akademik membawanya lebih jauh ketika ia terpilih oleh Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie, sebagai salah satu dari lima penerima beasiswa bidang bioteknologi dan kedokteran untuk menempuh Program Doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Selama studi doktoralnya, Norman mendapatkan kesempatan riset sandwich di Nara Institute of Science and Technology, Jepang. Pada tahun 2012, ia berhasil meraih gelar doktor dengan predikat cum laude di bawah bimbingan Prof Dr Pudji Astuti MP, Prof Murwantoko, dan Prof Masashi Kawaichi.
Di sela-sela kesibukannya sebagai Wakil Rektor, Norman juga berhasil meraih gelar Insinyur pada Januari 2025 dari Program Studi Insinyur Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Karier akademik dan kepemimpinan
Norman memulai kariernya sebagai dosen di Unsoed pada tahun 2009 sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Hanya dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun, ia berhasil meniti jenjang karier akademik dari Asisten Ahli hingga mencapai puncaknya sebagai Guru Besar. Kesuksesan ini menjadi bukti kerja keras dan dedikasi yang luar biasa.
Selain kiprahnya sebagai akademisi, Norman juga memiliki perjalanan kepemimpinan yang cemerlang. Ia pernah menjabat sebagai Koordinator Program Studi Manajemen Sumberdaya Perikanan di FPIK (2015), Kepala Pusat Publikasi LPPM Unsoed (2019), hingga akhirnya dipercaya menjadi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsoed pada tahun 2022. Posisi ini menjadikannya wakil rektor termuda dalam sejarah universitas.
Prestasi dan penghargaan
Norman telah menerima berbagai penghargaan bergengsi atas dedikasinya di dunia akademik. Pada tahun 2018, ia dinobatkan sebagai Dosen Berprestasi Tingkat Fakultas dan Universitas dalam bidang Sosial Humaniora.
Prestasi ini semakin mengukuhkan kiprahnya di dunia pendidikan tinggi. Pada tahun 2021, ia dianugerahi Satyalancana Karya Satya X Tahun sebagai bentuk apresiasi atas pengabdiannya sebagai akademisi.
Janji seorang putra kepada ayahanda
Keberhasilan Norman dalam mencapai puncak akademik sebagai Guru Besar di usia muda bukan hanya hasil dari kerja kerasnya, juga bentuk penghormatan atas janji yang dibuat kepada almarhum ayahnya, H Sukandar. Dengan penuh keteguhan, ia memenuhi impian sang ayah untuk melihatnya menjadi profesor di usia muda, sekaligus menginspirasi generasi akademisi berikutnya.
Kini, dengan segala pencapaiannya, Prof Dr Ir Norman Arie Prayogo SPi MHSi terus berkontribusi bagi dunia pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan di Unsoed, membawa semangat inovasi dan kemajuan bagi generasi akademisi masa depan.
Prof Norman dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Bioteknologi Reproduksi Ikan. Keahlian Prof Norman dalam riset bioteknologi reproduksi ikan telah terbukti melalui berbagai penelitian inovatif, terutama dalam mengkaji peran Kisspeptin dalam regulasi sistem hipotalamus-hipofisis-gonad (HPG) pada ikan air tawar.
Hasil risetnya menunjukkan bahwa kisspeptin mampu merangsang pelepasan hormon gonadotropin secara alami, sehingga dapat mendukung pemijahan dengan mekanisme yang lebih selaras dengan fisiologi ikan. Kisspeptin diketahui dapat merangsang pelepasan hormon gonadotropin secara alami, sehingga lebih selaras dengan mekanisme fisiologis ikan dibandingkan dengan hormon sintetis lainnya.
Penelitian tentang Kisspeptin membuka peluang besar dalam bioteknologi reproduksi ikan. Kisspeptin berperan dalam regulasi sistem hipotalamus-hipofisis-gonad (HPG), mempengaruhi pubertas, perkembangan gonad, serta produksi hormon reproduksi. Studi menunjukkan bahwa ekspresi gen Kisspeptin pada ikan nilem dapat ditingkatkan melalui manipulasi fotoperiode, yang berdampak pada peningkatan hormon estradiol dan stimulasi reproduksi.
Hasil analisis BLAST menunjukkan bahwa gen Kisspeptin ikan nilem memiliki kemiripan tinggi dengan beberapa spesies ikan lain, termasuk Cyprinus carpio (93 persen). Struktur gen Kisspeptin yang ditemukan memiliki panjang 213 bp, diterjemahkan menjadi 89 asam amino, dengan perbedaan kecil dibanding spesies lain. Penemuan ini berpotensi meningkatkan produktivitas budidaya ikan air tawar, mendukung ketahanan pangan nasional.
Dengan temuan ini, kisspeptin berpotensi menjadi formula alternatif pengganti Ovaprim sebagai obat pendukung pemijahan ikan, menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi industri perikanan.
Dengan pengukuhan ini, Prof Norman menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan riset di bidang bioteknologi reproduksi ikan, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi industri perikanan dan ketahanan pangan Indonesia.
Baca juga: Pakar: Perlu dibangun ekosistem penyerapan tenaga kerja antardaerah
Baca juga: Unsoed-TJSL BUMN hadirkan energi dan air bersih berkelanjutan di Batam
Baca juga: Ini tanggapan Ketua Unsoed Career Portal terkait tren #Kaburajadulu