Saleh Husin mengatakan hal itu di sela-sela Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Perindustrian Dengan Pemerintah Kota Surakarta tentang Pendiriqan dan Pengembangan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Berbasis Kompetensi di Kota Surakarta, Jumat.
Ia mengatakan, pengembangan industri otomotif harus pula memikirkan aspek pengembangan dalam pascapenjualan. Seperti yang terjadi PT Adiperkasa Citra Lestari dan Proton menjalin kerja sama di bidang otomotof.
Menteri menjelaskan produk otomotif dengan merek Esemka harus mendapatkan dukungan dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) maupun keuangan.
"Soal Esemka, tentu kita dukung untuk terus mencari inovasi baru. Dan perlu ketahui untuk mendirikan industri otomotif kita juga harus berpikir jangka panjang. Tidak hanya bagaimana kita memproduksi tapi juga untuk penjualannya," katanya.
Ia mengatakan dengan kata lain, setelah melakukan produksi, para produsen juga harus memikirkan pemesanan. Dan jika nantinya diproduksi massal pun juga harus siap untuk disandingkan dengan produk otomotif yang saat ini sudah memiliki pasaran tertentu.
Dikatakan dengan demikian, merek dalam negeri nantinya bisa disandingkan dengan merek yang saat ini sudah terkenal dan memiliki pasaran sendiri. Agar mampu bersaing dengan produk otomotif lainnya, sisi modal juga harus diperhitungkan.