Ketua Paguyuban Perajin dan Pengusaha Batik Kabupaten Batang, Kaeni Tasuri di Batang, Minggu, mengatakan bahwa kerajinan batik motif "Pendawa Lima" tersebut sudah ditawar oleh seorang kolektor berasal dari Australia senilai Rp30 juta.
"Koleksi batik motif 'Pendawa Lima' ini bukan sembarang batik karena bentuknya dibuat sangat halus dengan pewarnaan yang cerah, terdiri atas lima warna, yaitu kuning, jingga, merah, biru, dan hitam," katanya.
Menurut dia, sesuai dengan nama motifnya, batik Pendawa Lima menggambarkan para tokoh pewayangan, yaitu Prabu Yudhistira (Puntadewa), Bima (Werkudara), Raden Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Kelebihan yang dimiliki batik motif "Pendawa Lima" ini, kata dia, adalah semua warna gradasi akan muncul, khususnya ornamen masing-masing wayang muncul atau timbul, seperti tiga dimensi dengan kombinasi warna cerah.
Ia menjelaskan bahwa pembuatan batik tersebut membutuhkan waktu sekitar dua tahun sehingga batik bermotif "Pendawa Lima" mempunyai kualitas tinggi.
"Oleh karena itu, dengan potensi yang dimiliki perajin batik Batang ini, kami berharap pemkab bisa memberikan perhatian serius akan keberadaan kerajinan batik karena batik dari Bumi Alas Roban itu sudah ada sejak ratusan tahun lalu," katanya.
Ia meminta pemkab setempat melakukan kegiatan pameran atau promosi sebagai upaya membangkitkan kembali kerajinan batik daerah itu.
"Selama ini, kerajinan batik seperti jenis sarung encin sudah kami pasarkan ke Thailand. Selain itu, untuk pasaran lokal, kerajinan batik ini juga sudah menembus ke Sulawesi, Kalimantan, Surabaya, dan Banten," katanya.

