"Dahulu, spa masih dianggap kebutuhan 'tersier'. Namun, sekarang ini sudah menjadi kebutuhan biasa di tengah kesibukan dan rutinitas masyarakat kaum perkotaan," kata pakar spa Naning Fatmandari di Semarang, Rabu.
Ditemui saat "Program Sertifikasi Kompetensi Terapis Spa" tingkat Jawa Tengah di Mizu Salon and Spa Semarang, dia mengatakan kecenderungan tersebut ditandai dengan kian menjamurnya fasilitas layanan spa.
Naning yang juga Kepala Bidang Administrasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Spa Nasional itu menjelaskan pada dasarnya spa menawarkan relaksasi yang membuat tubuh menjadi rileks melalui serangkaian terapi.
"Terapi spa itu harus mencakup tiga kriteria utama, yakni air, aroma terapi, dan pijat. Air bisa tempat berendam, sauna, 'shower', dan sebagainya. Fasilitas spa yang ideal minimal memenuhi tiga kriteria itu," katanya.
Kalaupun ada spa yang menawarkan layanan lulur, masker, dan perawatan kulit lainnya, kata dia, hanya sebagai layanan tambahan karena tidak termasuk dari tiga kriteria utama yang harus ada dalam terapi spa.
Karena menawarkan relaksasi, ungkap Naning, spa kian dilirik oleh kalangan masyarakat kota yang sehari-hari disibukkan dengan urusan kantor, bisnis, dan polusi yang membuat stres dengan beban kerja yang berat.
Pemilik Mizu Salon and Spa Semarang Tri Nur Aini mengungkapkan kecenderungan bahwa pelanggan spa tak lagi didominasi oleh mereka yang berduit mulai tampak sejak tiga tahun yang lalu, terutama di Kota Semarang.
"Saya membuka bisnis spa ini sejak lima tahun lalu. Sejak tiga tahun terakhir saya rasakan spa mulai menjadi bagian kebutuhan dan gaya hidup berbagai kalangan," kata Wakil Ketua Asosiasi Spa Terapis (Asti) Jateng itu.
Ia mencontohkan sekarang ini fasilitas layanan spa sudah tersedia dalam berbagai tingkatan, mulai yang sederhana, biasa, hingga mewah dengan harga yang tentunya berbeda, sementara dulu tempat spa masih jarang.
Perempuan cantik yang akrab disapa Aini itu mengakui bahwa tempat spa kadang dicitrakan secara negatif, padahal tidak seperti itu karena banyak yang menyediakan layanan spa sesuai standar yang ditetapkan.
"Ini perlunya terapis spa mengantongi sertifikasi profesi. Kami tengah menggalakkan sertifikasi ini sebab terapis spa akan dinilai dari tiga aspek, yakni keterampilan, kepribadian, dan pengetahuan," kata Aini.