Cilacap (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memperkuat komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan melalui berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), salah satunya di wilayah Cilacap.
Sejalan dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, “Hentikan Polusi Plastik”, KPI menginisiasi sejumlah program pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat.
Salah satu program unggulan adalah Bank Sampah Abhipraya yang berada di Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, dan merupakan bagian dari inisiatif Masyarakat Mandiri Kutawaru (MAMAKU) yang dibina Kilang Cilacap. Program ini lahir dari kebutuhan mendesak pengelolaan sampah di kawasan pesisir yang dikelilingi Sungai Bengawan Donan.
“Bank Sampah Abhipraya menjadi pusat pengelolaan sampah organik dan anorganik yang diolah menjadi kompos, produk kreatif, dan furnitur dari limbah pallet kilang. Operasionalnya didukung oleh pembangkit listrik tenaga surya hybrid 6.600 Wp, sehingga berjalan secara mandiri dan efisien," kata Corporate Secretary KPI Hermansyah Y Nasroen di Cilacap.
Lokasi ini juga menjadi salah satu titik kunjungan dalam Festival Teknologi Tepat Guna 2025 yang dihadiri Asisten Deputi TJSL Kementerian BUMN Edi Eko Cahyono, VP CSR and SMEPP Management PT Pertamina (Persero) Rudi Ariffianto; dan jajaran manajemen KPI.
Hermansyah mengatakan produk daur ulang dari program ini dipasarkan melalui Warung Sampah Abhipraya yang menjadi simpul ekonomi sirkular masyarakat.
“Program ini mampu mereduksi hingga lima ton sampah organik per tahun dan meningkatkan pendapatan kelompok binaan hingga Rp3,5 juta per bulan. Selain itu, kegiatan edukasi lingkungan juga rutin dilakukan kepada siswa sekolah dan masyarakat,” katanya.
Baca juga: Kilang Cilacap resmikan perpustakaan Astaka Knowledge Center untuk tingkatkan minat baca
Selain di Kutawaru, KPI juga menjalankan program pemberdayaan masyarakat di Desa Mrenek, Kecamatan Maos, melalui inisiatif Masyarakat Pengelola Pertanian Berkelanjutan (MAPAN). Program ini meliputi miniatur Kalijaran MAPAN, budidaya beras merah, telur bebek, sayur hidroponik, hingga pembuatan batako dari limbah plastik.
“Program ini dirancang untuk menjawab tantangan lingkungan sekaligus membangun desa yang tangguh dan ramah lingkungan,” katanya.
Ia menegaskan program TJSL yang dijalankan merupakan bagian dari strategi jangka panjang KPI dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Khususnya, SDG 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau serta SDG 12 terkait konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
“Inisiatif komunitas seperti ini menciptakan nilai bersama dan menjadi wujud nyata komitmen KPI terhadap aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG),” kata Hermansyah.
Wakil Bupati Cilacap Ammy Amalia Fatma Surya yang meninjau langsung pelaksanaan program menyampaikan apresiasi terhadap peran aktif KPI.
"Kami menyambut baik inisiatif KPI dalam menjadikan masyarakat sebagai aktor utama perubahan. Program seperti MAMAKU dan MAPAN menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan bisa dimulai dari desa,” ujarnya.
KPI merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang pengolahan minyak dan petrokimia. Perusahaan ini juga telah menjadi anggota United Nations Global Compact (UNGC) dan menerapkan prinsip-prinsip universal UNGC dalam seluruh operasionalnya.
Baca juga: Kilang Cilacap pastikan kesiapan tanggap darurat pada momentum IFFD 2025
Baca juga: Kilang Pertamina Cilacap gelar pelatihan biopot untuk warga binaan Bank Sampah Abhipraya