Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, selama 2024 menemukan sebanyak 1.016 kasus Tuberkulosis (TBC) pada warga dari target 1.200 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Senin, mengatakan meski program pengendalian penyakit TBC telah berjalan dengan baik, tetapi masih diperlukan peningkatan kinerja untuk mencapai target eliminasi.
"Pada 2023-2024 memang belum bisa maksimal sesuai dengan target, tetapi hampir mendekati target. Oleh karena itu kami perlu berkolaborasi dengan stakeholder dan masyarakat yang harapannya bisa meningkatkan kinerja program pengendalian penyakit itu," katanya.
Menurut dia, target eliminasi TBC pada 2028 mengharuskan penurunan kasus hingga tersisa 10 persen dari jumlah penderita penyakit itu, dengan tingkat kesembuhan minimal 90 persen.
"Targetnya adalah turun 90 persen kasus insiden tuberkulosis sehingga dengan dilakukan terapi pencegahan TBC dan penyuluhan, maka eliminasi kasus penyakit itu bisa tercapai," katanya.
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Jawa Tengah Sofyan Budi Raharjo mengatakan pentingnya pemeriksaan rutin setiap enam bulan bagi penderita TBC.
"Hal itu perlu diperhatikan mengingat berbagai ancaman kesehatan paru, seperti polusi dan Human Metapneumovirus (HMPV) yang kini masih merebak," katanya.
Menurut dia, kegiatan bakti sosial di Kota Pekalongan menjadi momentum untuk mengakselerasi target eliminasi TBC hingga 90 persen pada 2028 atau lebih cepat dari target nasional tahun 2030.
"Penyuluhan dengan mengundang para kader TBC dalam rangka Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) sebagai salah satu tujuan kami sesuai arahan Kementerian Kesehatan bahwa 2030 eliminasi TBC," katanya.
Baca juga: Menkes sebut TBC gampang diobati