Semarang (ANTARA) - ini diinisiasi oleh Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Pusat Inovasi Kesehatan (PIKAT), dan Scholars of Sustenance Indonesia (SOS) Bali.
Langkah tersebut diharapkan dapat menemukan mekanisme yang efektif dalam meningkatkan efisiensi pemanfaatan pangan sekaligus mendukung peningkatan gizi masyarakat, khususnya untuk anak-anak sekolah.
Hadir dalam kesempatan itu Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Nita Yulianis yang membuka acara resmi. Hadir perwakilan dari Direktorat Gizi KIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, GAIN, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat, serta sektor swasta, seperti hotel, restoran, ritel, kampus, dan agroindustri.
Uji coba kolaboratif ini dirancang untuk menemukan sistem penyelamatan pangan yang sistematis melalui kemitraan lokal agar pangan yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah dengan mengintegrasikan pemilahan dan redistribusi pangan dengan perencanaan menu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).
Nita Yulianis, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional menyoroti sekitar 40 persen sampah di tempat pembuangan akhir adalah sampah organik yang berasal dari pemborosan pangan. Uji coba sangat diapresiasi untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan melalui pemanfaatan pangan yang lebih efisien.
Prof Pande Putu Januraga, Ketua Pusat Inovasi Kesehatan, menyampaikan pendekatan riset dalam konteks ini masih tergolong baru dan penting untuk dikembangkan. Riset dalam program ini bertujuan mengidentifikasi titik kritis pada proses pengumpulan, pengolahan, dan distribusi surplus pangan.
"Melalui pemetaan kritis ini, kami berharap dapat menyusun rekomendasi yang lebih baik terkait kualitas pangan dan regulasi pendukung. Pendekatan ini unik karena menekankan penelitian komprehensif untuk mengevaluasi setiap tahap agar hasilnya lebih tepat sasaran," kata Prof Pande.
Kolaborasi Lintas Sektor menjadi Inti dari Uji Coba Penyelamatan Pangan Inisiatif penyelamatan pangan diharapkan dapat memperkuat jaringan distribusi pangan lokal melalui kemitraan pemerintah, komunitas, dan sektor swasta, termasuk hotel dan ritel, sebagai pemasok makanan tambahan bagi sekolah yang membutuhkan.
"Ini adalah langkah konkrit memperkuat ketahanan pangan sambil menjaga keberlanjutan lingkungan. Bali, sebagai wilayah pariwisata dengan surplus pangan, memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan lokal,” kata dr. Agnes A. Mallipu, Country Director GAIN Indonesia yang menggarisbawahi peluncuran uji coba ini adalah contoh nyata kolaborasi.
Hera Nurlita, dari Direktorat Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI menekankan mekanisme redistribusi pangan dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan akses terhadap pangan bergizi, sekaligus memperkenalkan cara konsumsi yang sehat.
Lokasi Pilot Project di SDN 2 Besakih, Kabupaten Karangasem Uji coba akan dilaksanakan di SDN 2 Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali, pada bulan November hingga Desember 2024. Sekolah ini akan menjadii contoh penerapan model redistribusi pangan berkelanjutan untuk mendukung gizi anak sekolah.
Acara peluncuran juga meliputi dua sesi talkshow, yang pertama mengenai optimalisasi pangan berlebih dan peran industri lokal dalam redistribusi makanan, dan yang kedua tentang pangan lokal dan edukasi gizi di sekolah.