APPSI siapkan pelatihan digital bagi pedagang di pasar tradisional
Purwokerto (ANTARA) - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyiapkan program pelatihan digital bagi pedagang di pasar tradisional agar tidak kalah bersaing dengan pedagang yang menjual produknya secara daring.
Ditemui saat mengunjungi Pasar Wage, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat, Ketua Umum APPSI Sudaryono mengakui pedagang di pasar tradisional rata-rata menghadapi masalah permodalan dan pemasaran.
"Kalau yang jualan buah, sayur, dan lain-lain, saya kira sudah biasa, enggak ada keluhan yang berarti. Keluhan itu paling banyak yang jualan selain barang fresh (segar, red.) seperti pakaian, sandal, itu ada saingan dengan online (daring, red.)," katanya.
Menurut dia, maraknya perdagangan secara daring itu menjadi masalah atau tantangan bagi pedagang yang berjualan di pasar.
"Digitalisasi itu keniscayaan, enggak mungkin dilawan," kata Bakal Calon Gubernur Jawa Tengah itu.
Oleh karena itu, kata dia, APPSI bersama Pedagang Pejuang Indonesia Raya (Papera) sedang membuat program untuk mengedukasi pedagang pasar tradisional khususnya penjual produk nonpangan atau barang tidak segar seperti pakaian dan sandal agar bisa berjualan secara daring.
Sudaryono mengharapkan dengan memahami cara berjualan secara daring, pedagang pasar tradisional tersebut memiliki daya saing di tengah perkembangan teknologi digital.
Ajakan kepada para pedagang di pasar tradisional untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman sebagai upaya meningkatkan omzet penjualan itu pernah disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan seusai menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) APPSI di Semarang, Jateng, pada 19 Desember 2023.
"Kemajuan teknologi itu tidak mungkin kita lawan. ASEAN saja sudah paperless, semua digital, standardnya sama. Dokter di Filipina dan kita sama. Insinyur di kita dan Malaysia sama. Belum perdagangan barang, itu semua nanti digital. Oleh karena itu kita harus mengikuti, mau tak mau," kata Mendag.
Zulhas, panggilan akrab Mendag menyebut digitalisasi transaksi di kalangan pedagang pasar tradisional merupakan tugas berat sehingga pihaknya akan menggandeng beberapa pihak, salah satunya bekerja sama dengan APPSI.
"Sekarang ada digitalisasi, tugas berat kami nanti kerja sama dengan APPSI, bagaimana pedagang pasar juga tidak gaptek, bisa juga online. Selain orang belanja ke pasar, dia juga bisa jualan online. Saya sudah ajarin berkali-kali, saya jualan di pasar kadang 10-15 menit, jual langsung itu omzetnya bisa 2-3 kali lipat. Jadi tugas pemerintah nanti, prioritas melatih agar para pedagang pasar juga bisa ikutan ekonomi digital," ujarnya.
Baca juga: APSI bertekad bantu tingkatkan mutu pendidikan di Kudus
Ditemui saat mengunjungi Pasar Wage, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat, Ketua Umum APPSI Sudaryono mengakui pedagang di pasar tradisional rata-rata menghadapi masalah permodalan dan pemasaran.
"Kalau yang jualan buah, sayur, dan lain-lain, saya kira sudah biasa, enggak ada keluhan yang berarti. Keluhan itu paling banyak yang jualan selain barang fresh (segar, red.) seperti pakaian, sandal, itu ada saingan dengan online (daring, red.)," katanya.
Menurut dia, maraknya perdagangan secara daring itu menjadi masalah atau tantangan bagi pedagang yang berjualan di pasar.
"Digitalisasi itu keniscayaan, enggak mungkin dilawan," kata Bakal Calon Gubernur Jawa Tengah itu.
Oleh karena itu, kata dia, APPSI bersama Pedagang Pejuang Indonesia Raya (Papera) sedang membuat program untuk mengedukasi pedagang pasar tradisional khususnya penjual produk nonpangan atau barang tidak segar seperti pakaian dan sandal agar bisa berjualan secara daring.
Sudaryono mengharapkan dengan memahami cara berjualan secara daring, pedagang pasar tradisional tersebut memiliki daya saing di tengah perkembangan teknologi digital.
Ajakan kepada para pedagang di pasar tradisional untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman sebagai upaya meningkatkan omzet penjualan itu pernah disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan seusai menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) APPSI di Semarang, Jateng, pada 19 Desember 2023.
"Kemajuan teknologi itu tidak mungkin kita lawan. ASEAN saja sudah paperless, semua digital, standardnya sama. Dokter di Filipina dan kita sama. Insinyur di kita dan Malaysia sama. Belum perdagangan barang, itu semua nanti digital. Oleh karena itu kita harus mengikuti, mau tak mau," kata Mendag.
Zulhas, panggilan akrab Mendag menyebut digitalisasi transaksi di kalangan pedagang pasar tradisional merupakan tugas berat sehingga pihaknya akan menggandeng beberapa pihak, salah satunya bekerja sama dengan APPSI.
"Sekarang ada digitalisasi, tugas berat kami nanti kerja sama dengan APPSI, bagaimana pedagang pasar juga tidak gaptek, bisa juga online. Selain orang belanja ke pasar, dia juga bisa jualan online. Saya sudah ajarin berkali-kali, saya jualan di pasar kadang 10-15 menit, jual langsung itu omzetnya bisa 2-3 kali lipat. Jadi tugas pemerintah nanti, prioritas melatih agar para pedagang pasar juga bisa ikutan ekonomi digital," ujarnya.
Baca juga: APSI bertekad bantu tingkatkan mutu pendidikan di Kudus