Siapa menyusul James?
Ketahanan dan konsistensi performa James dalam jangka waktu yang panjang adalah hal yang membuatnya menjadi satu-satunya pemain yang mungkin mencapai 40.000 poin.
Coba dibandingkan dengan pemain center Nuggets, Nikola Jokic, yang kerap menjadi mesin poin sekaligus langganan triple-double. Jokic perlu mencetak rata-rata 25 poin dalam 1.057 pertandingan berikutnya secara konsisten. Jika Jokic memenuhi kriteria ini, maka rekor James diperkirakan akan terpecahkan dalam waktu hampir 13 musim penuh. Dengan syarat, Jokic harus menjalaninya tanpa cedera atau kejadian tak terduga lainnya, sampai usia 41 tahun tanpa penurunan performa.
Atau bandingkan dengan bintang Dallas Mavericks, Luka Doncic dengan rata-rata poin per gim yang dihasilkan mencapai 28,51 poin. Performa tersebut menempatkan Doncic di posisi ketiga dalam sejarah NBA untuk urusan poin per gim, berada di belakang Michael Jordan (30,12) dan Wilt Chamberlain (30,07). Namun, Doncic membutuhkan waktu 1.022 pertandingan lagi untuk bisa menyamai capaian 40.000 poin LeBron James. Jika skenario itu berjalan lancar, Doncic diprediksi akan mencapai level James di musim 2036-2037.
Pertanyaannya, mungkinkah James mencapai 50.000 poin setelah semua ini? Mari kita kesampingkan usia James. Andaikan dia tetap mempertahankan rata-rata 25 poin per gim yang dibuatnya seperti dia menjalani musim profesional ke-21nya pada usia 39 tahun. James akan mencapai poin tersebut pada musim 2031-2032, atau saat usianya 47 tahun. James bahkan mungkin akan menjadi pemain yang rekornya tidak mungkin untuk dipecahkan lagi jika mencapai capaian tersebut. Tapi, tidak ada yang tidak mungkin di dunia olahraga.