Boyolali (ANTARA) - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Aspakusa Makmur Boyolali, Jawa Tengah berupaya memperluas pasar sayur segar di ritel modern.
Petugas lapangan Aspakusa Makmur Dwi Lestari Pujiastuti di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin mengatakan usai pandemi pemasaran sayur segar ke ritel modern cukup sulit. Bahkan, saat ini terjadi penurunan penjualan hingga 60 persen jika dibandingkan dengan sebelum pandemi COVID-19.
"Usai pandemi turun 30 persen, sekarang kembali turun 60 persen," katanya.
Aspakusa sendiri merupakan usaha pengepakan sayur yang didatangkan langsung dari petani untuk selanjutnya dijual di toko ritel modern. Dengan demikian, untuk pengemasan dibuat lebih apik sehingga nilai jual juga lebih tinggi.
Ia mengatakan akibat penurunan tersebut saat ini rata-rata pengemasan sayuran segar oleh Aspakusa di kisaran 1 ton/hari. Sedangkan jumlah toko ritel modern yang bekerja sama dengan UMKM tersebut sebanyak 16 ritel.
Beberapa ritel yang bekerja sama dengan Aspakusa tersebut tersebar di Semarang, Kudus, Solo, Yogyakarta, dan Surabaya.
"Ke Hypermart, Lottemart. Ada beberapa toko ritel yang tutup setelah pandemi. Belum yang di Jogja dan Semarang kadang minta kadang enggak," katanya.
Oleh karena itu, ia akan mulai menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Superindo yang sudah banyak membuka cabang di berbagai daerah.
Ia mengatakan hingga saat ini Aspakusa mengemas lebih dari 80 jenis sayuran. Bahkan ada sejumlah sayuran yang jarang ditemui di pasaran, salah satunya asparagus.
"Benih asparagus ini kami dapat saat masih menjadi binaan Taiwan ICDF. Sedangkan untuk sayuran segar yang kami kemas ini dipasok oleh lima kelompok tani yang ada di Kecamatan Selo, Kecamatan Cepogo, dan Boyolali kota," katanya.
Sementara itu, Aspakusa sudah menjadi mitra binaan Bank Indonesia sejak tahun 2019. Selama menjadi mitra binaan BI, Aspakusa Makmur sudah memperoleh sejumlah manfaat untuk melancarkan operasional usaha.
"Kami pernah ikut lomba TPID tingkat nasional, dapat juara dan hadiahnya Rp40 juta. Waktu itu kami wujudkan untuk melengkapi sarana dan prasarana usaha," katanya.
Selanjutnya, ada bantuan kendaraan untuk menjual sayuran langsung ke konsumen.
"Waktu itu kan pandemi orang nggak boleh keluar, jadi kami jualan sayuran ke rumah-rumah penduduk. Selain itu kami juga dibantu akses pemasaran, diajak pameran ke mal-mal," katanya.
Baca juga: Ritel perhiasan ekspansi pasar di Solo