Dosen Farmasi Unsoed jadi "visiting scientist" di Jerman
Saya bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan ini
Purwokerto (ANTARA) - Dosen Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr. rer. nat. Apt. Harwoko, M.Sc. menjadi visiting scientist di Justus-Liebig University (JLU), Giessen, Jerman, sejak 12 September 2022.
Dalam kesempatan itu, Harwoko berkolaborasi dengan Prof. Dr. Till Friedrich Schaeberle dari JLU yang mendalami riset tentang penemuan antibiotik baru dari bahan alam, terutama yang bersumber dari laut.
Selama hampir 2 bulan, Harwoko meneliti tentang bakteri yang bersimbiosis dengan spons dan sedimen melalui pendekatan genomik dan metabolomik sebagai sumber antibiotik baru.
Proyek riset ini dimulai tahun 2022 dan didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) melalui skema penelitian dasar kompetitif nasional, sekaligus didukung oleh Unsoed pada skema riset International Research Collaboration (IRC).
Baca juga: Unsoed bersama BRI Life latih manajemen usaha bagi Aswapemari Banjarnegara
Sebagai visiting scientist, Harwoko dan tim telah melakukan penelitian awal di Unsoed berupa kultivasi dan ekstraksi dari tiga strain bakteri simbion spons dan sedimen laut yang dikoleksi dari Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Papua Barat.
Dalam riset ini telah diproduksi ratusan ekstrak bakteri yang dikultur dalam berbagai media cair maupun padat dengan menerapkan strategi OSMAC (One Strain MAny Compounds), dan dilakukan ko-kultivasi di Laboratorium Bioteknologi Kelautan FPIK UNSOED.
"Proyek ini melibatkan mahasiswa dari Jurusan Farmasi dan Ilmu Kelautan untuk berkontribusi sebagai bagian dari kerja praktik ataupun tugas akhir mereka yang berupa skripsi," kata Harwoko yang juga ketua tim riset sekaligus Koordinator Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker FIKes Unsoed.
Selama riset di Jerman, telah dilakukan pengukuran sampel menggunakan LC-HRMS (micrOTOF-Q II) untuk mengetahui profil metabolit dari masing-masing ekstrak, dilanjutkan dengan analisis molecular networking untuk semua sampel.
Baca juga: 176 peserta PMM 2022 di Unsoed Purwokerto ikuti Kelas Modul Nusantara
Selain itu, dilakukan skrining bioaktivitas melalui High-Throughput Screening (HTS) untuk mengevaluasi efek penghambatan ekstrak terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Secara paralel, di Unsoed juga dilakukan uji bioaktivitas terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif lainnya dengan metode difusi agar.
Menariknya di Jerman, monitoring kemajuan riset dikelola langsung oleh Prof. Till selaku Kepala Departemen Natural Products melalui pertemuan rutin mingguan. Group meeting dilaksanakan secara hibrida tiap Jumat pagi bersama dengan para kolega di JLU dan Institut Fraunhofer IME Giessen.
Harwoko merasa senang bisa belajar hal-hal baru dan terlibat langsung dalam riset penemuan dan pengembangan obat baru, terutama antibiotik dari mikroorganisme laut melalui aplikasi bioteknologi dan analisis instrumental (modern).
"Saya bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan ini, sebab dapat berkolaborasi di lingkungan akademia yang kondusif, kooperatif, dan suportif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) melalui riset," kata alumni Jerman ini.
Kolaborasi merupakan salah satu kunci utama meraih kesuksesan dalam hal apapun di era kekinian. Senada dengan ungkapan Ryunosuke Satoro yang menyebutkan Individually, we are one drop. Together, we are an ocean, pengembangan riset nasional memerlukan kolaborasi lintas sektoral dan multidisipliner agar civitas academica Unsoed mampu berkontribusi dalam kemajuan Iptek.
Baca juga: ANRI sosialisasikan SIKN dan JIKN di Unsoed Purwokerto
Baca juga: Wakil Rektor II Unsoed lantik Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
Dalam kesempatan itu, Harwoko berkolaborasi dengan Prof. Dr. Till Friedrich Schaeberle dari JLU yang mendalami riset tentang penemuan antibiotik baru dari bahan alam, terutama yang bersumber dari laut.
Selama hampir 2 bulan, Harwoko meneliti tentang bakteri yang bersimbiosis dengan spons dan sedimen melalui pendekatan genomik dan metabolomik sebagai sumber antibiotik baru.
Proyek riset ini dimulai tahun 2022 dan didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) melalui skema penelitian dasar kompetitif nasional, sekaligus didukung oleh Unsoed pada skema riset International Research Collaboration (IRC).
Baca juga: Unsoed bersama BRI Life latih manajemen usaha bagi Aswapemari Banjarnegara
Sebagai visiting scientist, Harwoko dan tim telah melakukan penelitian awal di Unsoed berupa kultivasi dan ekstraksi dari tiga strain bakteri simbion spons dan sedimen laut yang dikoleksi dari Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih di Papua Barat.
Dalam riset ini telah diproduksi ratusan ekstrak bakteri yang dikultur dalam berbagai media cair maupun padat dengan menerapkan strategi OSMAC (One Strain MAny Compounds), dan dilakukan ko-kultivasi di Laboratorium Bioteknologi Kelautan FPIK UNSOED.
"Proyek ini melibatkan mahasiswa dari Jurusan Farmasi dan Ilmu Kelautan untuk berkontribusi sebagai bagian dari kerja praktik ataupun tugas akhir mereka yang berupa skripsi," kata Harwoko yang juga ketua tim riset sekaligus Koordinator Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker FIKes Unsoed.
Selama riset di Jerman, telah dilakukan pengukuran sampel menggunakan LC-HRMS (micrOTOF-Q II) untuk mengetahui profil metabolit dari masing-masing ekstrak, dilanjutkan dengan analisis molecular networking untuk semua sampel.
Baca juga: 176 peserta PMM 2022 di Unsoed Purwokerto ikuti Kelas Modul Nusantara
Selain itu, dilakukan skrining bioaktivitas melalui High-Throughput Screening (HTS) untuk mengevaluasi efek penghambatan ekstrak terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Secara paralel, di Unsoed juga dilakukan uji bioaktivitas terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif lainnya dengan metode difusi agar.
Menariknya di Jerman, monitoring kemajuan riset dikelola langsung oleh Prof. Till selaku Kepala Departemen Natural Products melalui pertemuan rutin mingguan. Group meeting dilaksanakan secara hibrida tiap Jumat pagi bersama dengan para kolega di JLU dan Institut Fraunhofer IME Giessen.
Harwoko merasa senang bisa belajar hal-hal baru dan terlibat langsung dalam riset penemuan dan pengembangan obat baru, terutama antibiotik dari mikroorganisme laut melalui aplikasi bioteknologi dan analisis instrumental (modern).
"Saya bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan ini, sebab dapat berkolaborasi di lingkungan akademia yang kondusif, kooperatif, dan suportif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) melalui riset," kata alumni Jerman ini.
Kolaborasi merupakan salah satu kunci utama meraih kesuksesan dalam hal apapun di era kekinian. Senada dengan ungkapan Ryunosuke Satoro yang menyebutkan Individually, we are one drop. Together, we are an ocean, pengembangan riset nasional memerlukan kolaborasi lintas sektoral dan multidisipliner agar civitas academica Unsoed mampu berkontribusi dalam kemajuan Iptek.
Baca juga: ANRI sosialisasikan SIKN dan JIKN di Unsoed Purwokerto
Baca juga: Wakil Rektor II Unsoed lantik Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual