Tantangan dunia penerjemahan dan pariwisata di era digital
Semua hal yang baru dipelajari harus dipraktikkan
Purwokerto (ANTARA) - Era digital yang berkembang pesat dalam beberapa waktu terakhir memberikan tantangan dan peluang bagi mahasiswa yang nantinya ingin bekerja dalam dunia penerjemahan dan pariwisata.
Terkait dengan hal itu, Program Studi D3 Bahasa Mandarin Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menggelar kuliah dosen tamu dengan tema "Tantangan di Era Digital Dunia Penerjemahan dan Pariwisata" di Kampus FIB Unsoed, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (6/7).
Kuliah dosen tamu tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni praktisi bidang pariwisata Dedy Wijaya Simatupang, A.Md. (HR Manager Hotel Java Heritage Purwokerto) dan praktisi bidang penerjemahan bahasa Mandarin Windi Baralita, B.Ed.
Saat membuka kuliah dosen tamu, Dekan FIB Unsoed Dra. Roch Widjatini, M.Si. mengharapkan acara tersebut dapat menambah wawasan dan keilmuan para mahasiswa di bidang penerjemahan dan pariwisata di era digital.
Sementara dalam paparannya, praktisi bidang pariwisata Dedy Wijaya Simatupang menyampaikan mengenai bidang kepariwisataan khususnya yang berkaitan dengan hospitality.
Baca juga: Mahasiswa asal Sudan sukses raih gelar Doktor Ilmu Peternakan di Unsoed
Menurut dia, banyak statistik bidang kepariwisataan yang berpeluang besar bagi mahasiswa D3 Bahasa Mandarin, terlebih lagi investor yang berasal dari Tiongkok meningkat pesat dan terus bertambah di Indonesia.
"Prospek pekerjaan di bidang pariwisata terbuka bagi mahasiswa bidang pariwisata, seperti travel agent, pengelola wisata, konsultan wisata, tour guide, dan pengelola hotel atau restoran," katanya.
Praktisi bidang penerjemahan bahasa Mandarin Windi Baralita mengatakan kegiatan penerjemahan bersifat dinamis, terlebih lagi dalam kegiatan penerjemahan tulis.
Dia yang berlatar belakang pendidikan S1 Bahasa Mandarin itu pun membagikan pengalaman saat memulai sebagai penerjemah di berbagai kanal media novel daring.
"Jangan takut salah. Semua hal yang baru dipelajari harus dipraktikkan dan harus dicoba untuk mengetahui bagaimana strategi menghadapinya," kata Windi yang juga alumni Prodi D3 Bahasa Mandarin Unsoed.
Seluruh peserta sangat antusias mengikuti kegiatan kuliah dosen tamu yang dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber terutama mengenai tips untuk menjadi penerjemah yang baik dan bagaimana mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam bidang pariwisata.
Baca juga: 2.529 mahasiswa Unsoed Purwokerto ikuti kegiatan KKN
Baca juga: Calon mahasiswa Unsoed dari jalur SBMPTN 2022 lakukan verifikasi fisik
Baca juga: Menteri BUMN ajak mahasiswa jangan hanya sibuk di pergerakan
Terkait dengan hal itu, Program Studi D3 Bahasa Mandarin Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menggelar kuliah dosen tamu dengan tema "Tantangan di Era Digital Dunia Penerjemahan dan Pariwisata" di Kampus FIB Unsoed, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (6/7).
Kuliah dosen tamu tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni praktisi bidang pariwisata Dedy Wijaya Simatupang, A.Md. (HR Manager Hotel Java Heritage Purwokerto) dan praktisi bidang penerjemahan bahasa Mandarin Windi Baralita, B.Ed.
Saat membuka kuliah dosen tamu, Dekan FIB Unsoed Dra. Roch Widjatini, M.Si. mengharapkan acara tersebut dapat menambah wawasan dan keilmuan para mahasiswa di bidang penerjemahan dan pariwisata di era digital.
Sementara dalam paparannya, praktisi bidang pariwisata Dedy Wijaya Simatupang menyampaikan mengenai bidang kepariwisataan khususnya yang berkaitan dengan hospitality.
Baca juga: Mahasiswa asal Sudan sukses raih gelar Doktor Ilmu Peternakan di Unsoed
Menurut dia, banyak statistik bidang kepariwisataan yang berpeluang besar bagi mahasiswa D3 Bahasa Mandarin, terlebih lagi investor yang berasal dari Tiongkok meningkat pesat dan terus bertambah di Indonesia.
"Prospek pekerjaan di bidang pariwisata terbuka bagi mahasiswa bidang pariwisata, seperti travel agent, pengelola wisata, konsultan wisata, tour guide, dan pengelola hotel atau restoran," katanya.
Praktisi bidang penerjemahan bahasa Mandarin Windi Baralita mengatakan kegiatan penerjemahan bersifat dinamis, terlebih lagi dalam kegiatan penerjemahan tulis.
Dia yang berlatar belakang pendidikan S1 Bahasa Mandarin itu pun membagikan pengalaman saat memulai sebagai penerjemah di berbagai kanal media novel daring.
"Jangan takut salah. Semua hal yang baru dipelajari harus dipraktikkan dan harus dicoba untuk mengetahui bagaimana strategi menghadapinya," kata Windi yang juga alumni Prodi D3 Bahasa Mandarin Unsoed.
Seluruh peserta sangat antusias mengikuti kegiatan kuliah dosen tamu yang dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber terutama mengenai tips untuk menjadi penerjemah yang baik dan bagaimana mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam bidang pariwisata.
Baca juga: 2.529 mahasiswa Unsoed Purwokerto ikuti kegiatan KKN
Baca juga: Calon mahasiswa Unsoed dari jalur SBMPTN 2022 lakukan verifikasi fisik
Baca juga: Menteri BUMN ajak mahasiswa jangan hanya sibuk di pergerakan